Tradisi Kawin Tebu Sambut Musim Giling Kembali Digelar di Sindang Laut Cirebon

CIREBON, iNews.id - Kawin tebu, tradisi menyambut musim giling kembali digelar di Sindang Laut, Kabupaten Cirebon. Tradisi kawin tebu berlangsung meriah, ribuan warga tumpah ruah di lokasi acara.
Acara yang digelar seperti layaknya prosesi pernikahan manusia ini sempat terhenti selama 3 tahun akibat pandemi. Dalam prosesi, pengantin yang diarak bukan manusia melainkan dua batang pohon tebu yang dihias seperti pengantin perempuan dan laki-laki.
Warga mengarak tebu yang dihias dengan pakaian pengantin layaknya manusia, keliling kampung menuju pabrik gula menggunakan kereta kencana Paksinagaliman.
Arak-arakan pasangan pengantin tebu itu merupakan awal dari ritual yang dilakukan petani di Desa Sindang Laut, Kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Cirebon, Rabu (17/5/2023) siang.
Tradisi tahunan untuk menyambut musim panen atau giling tebu di salah satu pabrik gula ini disaksikan ribuan warga. Mereka tumpah ruah menyambut iring-iringan pengantin tebu.
Pasangan pengantin boneka yang biasa disebut penganten tebu tersebut menyimbolkan perjalanan pohon tebu selama ditanam hingga memasuki massa panen. lMusik tarling khas Cirebonan mengiringi arak-arakan.
Setelah diarak keliling kampung, pasangan pengantin tebu dipertemukan di halaman depan pabrik gula. Sesampainya di area pabrik, penganten tebu disambut dengan tarian-tarian khas Cirebon.
Saweran dari sejumlah tamu memeriahkan jalannya prosesi. Warga berebut uang receh yang disawer.
"Tradisi penganten tebu merupakan simbol, perkawinan tebu yang diharapkan akan memiliki keturunan, gula yang melimpah," kata Ali Mazali, petani tebu.
Sementara itu, Direktur Utama PT Rajawali Wahyu Sakti mengatakan, tradisi kawin tebu ini berakhir ditandai dengan penyerahan batang tebu ke pabrik. Selanjutnya, dilakukan proses penggilingan tebu.
"Diharapkan hasil panen tebu dari tahun ke tahun melimpah dan proses penggilingan tebu tidak menemui hambatan," kata Dirut PT Rajawali.
Editor: Agus Warsudi