TGB Zainul Majdi Serap Aspirasi dan Keresahan Tokoh Sunda di Bandung
"Kita tahu bahwa padepokan di sini, Abah dan bersama semua sahabat-sahabat di sini adalah tokoh-tokoh yang sangat konsen, sangat peduli bagaimana Indonesia kita generasi sekarang ini bisa meneruskan amanah dari para founding father yang kita warisi bukan hanya yang tertulis tapi juga nilai nilai yang ada," ucap dia.
Selain itu, lanjut TGB, Abah Tapa juga mencurahkan kegalauannya tentang sistem politik saat ini yang dipandang sangat liberal. Sehingga, produk-produk demokrasi yang diwariskan oleh para pendiri bangsa itu justru tersingkirkan.
"Persaudaraannya hilang berganti dengan kompetisi yang menghalalkan segala cara. Kemudian juga semua berujung pada materialisme, semua diukur dengan materi, hilangnya keadaban publik, orang ramai-ramai bicara tapi dengan nada kebencian dan tidak ada lagi kasih sayang. Itulah hal-hal yang kami serap dari beliau-beliau disini," ujar TGB.
Karenanya, TGB mengaku sangat bersyukur bisa bertemu langsung dan mendengar aspirasi dan keresahan dari masyarakat tentang kondisi yang dirasakan saat ini.
"Bagi Perindo, wacana-wacana politik yang kadang-kadang diwarnai oleh hate speech, ujaran kebencian itu harusnya sudah diganti dengan love speech. Ya ujaran-ujaran kasih sayang sesama anak bangsa karena hakikatnya kita saling mengisi dan saling menghormati," tutur dia.
Editor: Agus Warsudi