Terungkap! Pagar Laut Misterius di Tarumajaya Bekasi Ternyata Proyek Pemerintah
Setidaknya, tercatat ada 39 kelompok usaha nelayan yang anggotanya mencapai 4.200 orang nelayan kesulitan mendapatkan hasil laut sebagai sumber utama penghasilan mereka sejak adanya pagar bambu tersebut.
"Rekan-rekan nelayan yang dulunya melaut dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, bisa dapat 5 sampai 6 kilogram dengan menggunakan bubu naga (alat penjebak ikan). Sekarang, mereka melaut dari jam 8 pagi sampai magrib cuma dapat 4 sampai 5 ons saja dengan alat yang sama," ujarnya.
Senada disampaikan Nurjali, rekan sesama ketua kelompok nelayan. Semenjak adanya pagar laut itu, para nelayan yang ingin melaut terpaksa harus melintas lebih jauh untuk menuju ke tengah laut.
"Nelayan-nelayan kami itu menggunakan perahu-perahu kecil saja. Dengan adanya patok-patok bambu seperti ini, kami harus berlayar lebih jauh ke tengah lautan untuk mencari ikan. Kadang harus sampai ke Laut Marunda, sedangkan perahu kecil ini tidak layak untuk berlayar ke tengah, namanya bunuh diri," katanya.
Ketua Nelayan Muara Tawar Tarumajaya Samsul mengatakan, keberadaan pagar laut ini mengkhawatirkan. Sebab, populasi ikan dan kerang hijau di sekitar lokasi menurun drastis. Dia juga menyoroti kurangnya transparansi dalam sosialisasi proyek pembangunan di pesisir. Dia berharap pemerintah membongkar pagar laut agar pendapatan para nelayan kembali normal.
Editor: Donald Karouw