get app
inews
Aa Text
Read Next : Waspada Temuan Penyakit Kencing Tikus di Jawa Barat

Suku di Jawa Barat, Dominan Sunda tapi Berbagai Etnis di Nusantara Ada

Jumat, 10 Maret 2023 - 17:50:00 WIB
Suku di Jawa Barat, Dominan Sunda tapi Berbagai Etnis di Nusantara Ada
Gedung Sate, ikon Provinsi Jawa Barat, kantor Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Foto:Instagram/@museumgedungsate)

BANDUNG, iNews.id - Jawa Barat merupakan provinsi di sebelah barat Pulau Jawa dengan jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, terbanyak di Indonesia. Provinsi beribu kota Bandung ini terbentuk pada 1925 sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet 1922.

Lewat Bestuurshervormingwet 1922, pemerintah kolonial Belanda membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum 1925, Belanda menggunakan istilah Soendalanden (Tanah Sunda) atau Pasundan.

Soendalanden merupakan istilah geografi untuk menyebut Pulau Jawa di sebelah barat. Sebab, Soendalanden dihuni oleh penduduk yang menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.

Jawa Barat merupakan jantung budaya Sunda. Sejarah panjang Jawa Barat berawal dari Salakanagara yang berkuasa pada Abad 1-3 Masehi sebelum digantikan oleh Tarumanagara.

Jawa Barat pada abad 5 hingga 7 Masehi, merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. 

Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunakan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.

Selanjutnya, Jawa Barat di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran. Kekuasaan Pajajaran membentang dari wilayah paling barat Pulau Jawa, yaitu, Banten hingga beberapa daerah di Jawa Tengah.

Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cirebon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. 

Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.

Etnis di Jawa Barat
Secara adminstratif, setelah Indonesia merdeka, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat resmi terbentuk pada 19 Agustus 1945. Momen ini menjadi hari ulang tahun (HUT) Pemprov Jabar.

Saat ini, Provinsi Jawa Barat memiliki luas 35,378 kilometer persegi yang terbagi dalam 27 kota dan kabupaten. 

Karena memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan pusat-pusat industri nasional, Jawa Barat memiliki daya tarik bagi pendatang.

Selain itu, beberapa perguruan tinggi ternama berada di Jawa Barat. Sebut saja, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universits Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Berbagai etnis dari seluruh Indonesia berdatangan dan menetap di Jawa Barat, selain untuk bekerja juga menempuh pendidikan. Berdasarkan sensus penduduk pada 2021, total populasi Jawa Barat berjumlah 48.782.408 jiwa.

Sensus penduduk 2010 mencatat, persentase suku Sunda di Jawa Barat sebesar 71 persen lebih. Sedangkan 25 persen sisanya berbagai etnis di Indonesia.

Sedangkan Suku Batak di Jawa Barat 1,09 persen, Minangkabau atau Padang 0,63 persen, Tionghoa 0,59 persen. Kemudian, Melayu 0,44 persen. Suku asal Sumatra Selatan 0,22 persen, Lampung 0,22 persen, asal Banten 0,14 persen, Madura 0,10 persen, dan suku lain 0,99 persen.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, berikut suku atau etnis di Jawa Barat: 

- Suku Sunda 
Hampir seluruh suku bangsa di Indonesia terdapat di provinsi ini. Namun Jawa Barat dominan dihuni suku Sunda.

Berdasarkan sensus penduduk 2010, persentase etnis Sunda di Jawa Barat sebesar 71 persen dari total penduduk. Sedangkan 25 persen sisanya merupakan berbagai etnis di Indonesia.

Suku Sunda yang merupakan pribumi atau penduduk asli Jawa Barat, sangat mewarnai kultur masyarakat yang mendiami kawasan. 

Selain bahasa resmi Indonesia, mayoritas masyarakat Jawa Barat bertutur menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa asli mereka. 

Bahasa Sunda menjadi bahasa tutur sehari-hari. Kondisi ini, membuat warga pendatang mau tidak mau harus bisa bahasa Sunda, minimal paham atau mengerti.

Sebesar 98 persen etnis Sunda beragama Islam. Sedangkan 2 persen lainnnya, menganut agama Kristen, Katolik, dan aliran kepercayaan leluhur Sunda Wiwitan.

- Suku Jawa
Suku Jawa juga banyak menetap Jawa Barat. Umumnya mereka tinggal di utara dan selatan Jabar. Di utara, mereka menghuni Kabupaten Cirebon dan Indramayu.

Sedangkan di timur, Suku Jawa banyak tinggal di Ciamis, Pangandaran, dan Kota Banjar. Walaupun masyarakat Pangandaran, Ciamis, dan Banjar beretnis Sunda dengan bahasa Sunda yang mewarnai kultur masyarakatnya, tetapi etnis Jawa tetap eksis dan memegang teguh adat istiadat dan adat.

Namun, Suku Jawa di Ciamis, Banjar, dan Pangandaran juga fasih berbahasa Sunda karena bahasa itu lah yang digunakan masyarakat dalam percakapan sehari-hari.  

Berdasarkan sensus penduduk 2010, Suku Jawa yang tinggal di Jawa Barat sebesar 13,29 persen.

- Suku Betawi 
Suku Betawi banyak mendiami daerah bagian barat yang berbatasan dengan Jakarta, seperti Kota/Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota/Kabupaten Bekasi.

Warga Kecamatan Tarumajaya dan Babelan, Kabupaten Bekasi menggunakan Bahasa Betawi dalam pergaulan sehari-hari, bukan bahasa Sunda.

Begitu juga masyarakat Kecamatan Parung dan Bojonggede serta sebagian utara Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. 

Masyarakat Kota Depok bagian utara dominan menuturkan bahasa Betawi yang dibawa oleh pendatang etnis Betawi.

Secara persentase berdasarkan sensus penduduk 2010, Suku Betawi di Jawa Barat besar 6,20 persen.

- Suku Cirebon dan Indramayu
Orang Cirebon dan Indramayu, walaupun secara kultur sangat mirip dengan Jawa, tetapi mereka menolak disebut Jawa.

Kemiripan itu terlihat dari bahasa Cirebon dan Indramayu yang digunakan masyarakatnya. Mereka mengklaim bahwa Cirebon dan Indramayu berbeda dengan Jawa.

Sebagian masyarakat di utara Kabupaten Karawang dan Subang juga menggunakan bahasa yang mirip dengan dituturkan orang Cirebon dan Indramayu.

Pada sensus penduduk 2010 jumlah penduduk dengan survei awal wilayah inti suku Cirebon, yaitu, Kota/Kabupaten Cirebon, dan Indramayu, jumlah suku Cirebon dan Indramayu sekitar 4-5 persen dari total Penduduk Provinsi Jawa Barat.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut