Suksesi KONI KBB Memanas, Balon Sebut Ada Kejanggalan Dukungan Cabor
BANDUNG BARAT, iNews.id - Persaingan bakal calon (balon) Ketua Umum (Ketum) KONI Kabupaten Bandung Barat (KBB) mulai memanas. Hal itu terjadi setelah tiga balon yang tersisa telah menyerahkan berkas persyaratan administrasi.
Mereka adalah Wakil Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Jawa Barat, Yakub Anwar Lewi, Mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat, Yudha M Saputra, dan perwakilan dari kalangan muda yang juga aktivitis anti korupsi Fajar Taufik.
Menurut informasi berdasarkan kuota dukungan cabor yang diserahkan oleh bakal calon ke pihaknya, untuk Yakub Anwar Lewi ada 12 dukungan cabor, Yudha M Saputra 37 cabor, dan Fajar Taufik 10 cabor. Dukungan tersebut dan berkas administrasi lainnya kemudian akan diverifikasi.
"Untuk dapat dukungan cabor memang sulit apalagi 49 dari total 61 cabor yang tercatat di KONI KBB, sudah memberikan dukungan ke balon lain," kata salah satu bakal calon yang menyerahkan berkas persyaratan, Fajar Taufik, Rabu (24/11/2021).
Sebagai perwakilan kalangan muda, siap bersaing dengan dua figur lainnya untuk menahkodai KONI KBB dalam memajukan dunia olahraga.
"KONI adalah kawah candradimuka pahlawan di zaman sekarang, sebab ketika ada atlet yang juarai diajang nasional bahkan internasional maka mereka akan menjadi seorang pahlawan," ujarnya.
Sementara itu, bakal calon yang tidak mengembalikan berkas formulir pendaftaran, Kukuh Wiguna menilai, ada kejanggalan terhadap mekanisme perekrutan bakal calon Ketum KONI KBB. Hal ini terkait dengan syarat dukungan cabor 20 persen atau setara dengan 12 cabor.
Pasalnya, saat dirinya melakukan konsolidasi, ternyata banyak cabor yang sudah menjalin kesepakatan dengan salah satu bakal calon. Dia mencontohkan di KBB ada 61 cabor dan 50 persen sudah menyatakan dukungan ke salah satu balon. Sangat sulit bagi delapan balon untuk memperebutkan dukungan 12 cabor dari 24 cabor yang tersisa.
"Dunia olahraga itu menjunjung tinggi sportivitas, bagaimana bisa itu terjadi kalau mekanisme pemilihan calon ketua yang akan mengurus olahraga saja diawal-awal tahapannya sudah mencederai nilai-nilai sportivitas," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi