get app
inews
Aa Text
Read Next : Ponpes di Takokak Cianjur Terbakar Hebat saat Santri Pengajian di Masjid

Suarakan Kegelisahan Kopi Terancam Punah, Koreografer Wina Tampilkan Tari Liberika di Cianjur BCC

Sabtu, 04 Maret 2023 - 15:08:00 WIB
Suarakan Kegelisahan Kopi Terancam Punah, Koreografer Wina Tampilkan Tari Liberika di Cianjur BCC
Wina Rezky Agustina bakal menampilkan tari kontemporer Liberika di acara Cianjur BCC. (FOTO: ISTIMEWA)

CIANJUR, iNews.id - Koreografer Wina Rezky Agustina bakal menampilkan tarian Liberika di acara Cianjur Brewers Cup CompetItion (CBCC) di Hotel Sangga Buana Cipanas Cianjur, Minggu (5/3/2023). Tari kontemporer Liberika itu menyuarakan kegelisahan atas kondisi tanaman kopi terancam punah akibat perubahan iklim.

Wina Rezky Agustina mengatakan, bakal tampil dengan tari kontemporer berjudul Liberika dalam acara CBCC tersebut. 

“Kami terlibat dan mau melibatkan diri karena kita tidak boleh abai dengan lingkungan dan masa depan Bumi termasuk kopi. Kami berusaha memantik kesadaran publik, iklim dunia kini tidak sedang baik-baik saja,” sebut Wina.

Perubahan iklim itu, ujar Wina, selain sebagai cara alam menyeimbangkan diri tapi juga bisa disebabkan oleh ulah kecerobohan manusia. Setiap kerakusan kata dia selalu membawa petaka bagi masa kini dan masa depan.

“Melalui seni kan kita bisa berimajinasi dan mengkritik diri dan siapa saja untuk membuka mata tanpa harus menyinggung dan memarahi,” ujar Wina.

Sementara itu, Direktur Program dan SDM Lokatmala Foundation Dika Dzikriawan mengatakan, saat ini kopi meramaikan pergaulan dan budaya pop. Namun kopi diprediksi terancam punah akibat perubahan iklim.

“Kopi yang banyak tumbuh di Indonesia itu kan terdiri dari empat jenis biji, yaitu robusta, arabika, ekselsa, dan liberika.Yang terakhir liberika menurut para ahli konon yang paling siap dan beradaptasi dengan iklim,” kata Direktur Program dan SDM Lokatmala Foundation.

Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Cianjur ini menyarakan, kopi liberika memiliki beberapa keunggulan, di antaranya, mudah ditanam di dataran rendah dan lebih tahan terhadap kondisi cuaca, hama, dan penyakit.

Kopi liberika juga memiliki toleransi tinggi dan mampu beradaptasi dengan kondisi tanah kurang subur. Bahkan, di tanah lempung, kopi liberika masih mampu untuk tumbuh.

Dika Dzikriawan menyatakan, liberika memiliki karekteristik khas dan otentik yang dapat membuat para pecinta kopi rindu akan citara sanya. 

“Sebab itu kami dari Lokatmala Foundation terinspirasi untuk menyuarakan agar tidak melupakan liberika agar kopi tetap ada,” ujar Dika yang juga lulusan pascasarjana UGM Yogyakarta ini.

Berdasarkan catatan Lokatmala Foundation, tutur Dika Dzikriawan, kepopuleran kopi yang meroket belakangan ini telah membuat angka produksi kopi juga ikut meningkat. International Coffee Organization mencatat, tiap tahun, produksi kopi dunia mencapai 9 juta ton.

Namun, laporan dari The Climate Institute pada 2016 memprediksi, produksi kopi dunia bisa terpangkas setengahnya pada 2050. Penyebabnya, pemanasan global dan perubahan iklim.

“Bahkan dalam Science Advances dan Global Change Biology menyebutkan, 75 spesies kopi liar di dunia atau setara dengan 60 persen di antaranya terancam punah,” tutur dia.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut