Ssst! Dulu Ada Kebun Kokain Seluas 200 Hektare di Citembong Cipeundeuy KBB, Ini Buktinya

BANDUNG BARAT, iNews.id - Kabupaten Bandung Barat (KBB) pernah dikenal sebagai penghasil kokain atau koka yang bernama latin Erythroxylum coca. Sisa kejayaan kokain KBB masih dapat ditemukan di Kampung Citembong, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy.

Di Kampung Citembong, Desa Margaluyu yang berbatasan dengan Kabupaten Cianjur ini, terdapat siswa kebun koka seluas 200 hektare. Perkembunan koka itu merupakan peninggalan kolonial Belanda. Di lokasi ini juga terdapat sebuah bangunan yang diduga sebagai pabrik atau tempat mengolah koka menjadi kokain.

Baca Juga

Pemda KBB Diminta Tidak Mundur sebagai Tuan Rumah Porprov XIV Jabar 2022

Namun, kondisi bangunan tersebut sudah hancur dan lahan yang ada beralih fungsi menjadi kebun warga. Namun sisa-sisa puing bangunannya yang masih tersisa, menjadi saksi bisu keberadaan pabrik kokain di kawasan tersebut pada era penjajahan Belanda. 

"Gak banyak yang tahu kalau dulu di sini pernah jadi perkebunan koka seluas ratusan hektare,” kata salah seorang warga Kampung Citembong, Wawan (64).

Baca Juga

Tebing 6 Meter Longsor, Rumah Warga di Ngamprah KBB Rusak Parah, Penghuni Selamat

Menurut Wawan, hanya warga pribumi dan kini telah lanjut usia yang banyak mengetahui secara detail sejarah pabrik dan perkebunan koka di Kampung Citembong. Generasi sekarang hanya tahu berdasarkan cerita orang tua atau kakek nenek mereka. 

Baca Juga

Pemerah Susu Sapi di Lembang KBB Meninggal gegara Terpeleset lalu Tertimpa Motor

Apalagi sejak 1970, Kecamatan Cipeundeuy termasuk Kampung Citembong terus berkembang menjadi salah satu tujuan hunian kaum urban. Sehingga sisa-sisa peninggalan perkebunan koka seluas sekitar 200 hektare semakin tenggelam. 

Wawan, mengatakan kakeknya berasal dari Garut sempat dipercaya menjabat sebagai mandor perkebunan dan pabrik kokain tersebut. Tepatnya di sekitar 1940-an, sempat dibangun sejumlah fasilitas pada masa kolonial Belanda sebagai sarana pendukung. Seperti rumah singgah dan lapangan untuk berkuda.

Baca Juga

Pemda KBB Tunggu Salinan Putusan Mahkamah Agung Cabut Hak Politik Aa Umbara

"Dulu di lokasi saung (gubuk) saya ini, ada bangunan bak mandi kuda dan di samping kiri pabrik kokain. Kalau sekarang semua bangunannya sudah hancur," ujar Wawan.

Baca Juga

Warga Ngamprah KBB Tolak Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah, Ini Alasannya

Kini, lahan bekas perkebunan koka itu sebagian besar dijadikan kebun untuk menanam berbagai jenis sayuran dan palawija. Warga menyebut area pabrik koka itu dengan nama 'Gedong Belanda'.  Meski sudah tidak ada tanaman koka, namun masih ada sedikit sisa-sisa reruntuhan bekas pondasi pabrik yang sudah ditutupi rumput liar.

Salah seorang pegiat sejarah dan aktivis lingkungan, David Riksa Buana mengatakan, dalam pemberitaan koran De Locomotief pada 19 Februari 1938 tertulis, ada kiriman pesanan kokain produksi Citembong ke Amerika. 

Selain itu tertulis juga pengerjaan Jembatan Gantung Bayabang di atas Sungai Citarum. "Jembatan itu panjangnya total 86 meter dan ditengarai sebagai akses untuk mengangkut kokain produksi Citembong, serta aktivitas pembelian teh dari penduduk untuk pabrik-pabrik di Cianjur," kata David Riksa Buana.

Editor: Agus Warsudi