Setahun Lebih Terdampar di Selatan Garut, Kapal Tanker Edricko 3 Nyaris Tenggelam
GARUT, iNews.id - Satu tahun lebih kapal tanker Edricko 3 terdampar di perairan Kabupaten Garut. Kini, kapal tanker pengangkut aspal itu nyaris tenggelam.
Sebelum terdampar, kapal tanker Edricko 3 mengalami kerusakan kemudi saat melakukan pelayaran dari Sibolga, Sumatera Utara, menuju Cilacap, Jawa Tengah.
Arus laut membawa kapal Edricko 3 ke pantai Desa Sancang, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Selasa (8/3/2022) malam tahun lalu.
Upaya penyelamatan sempat beberapa kali dilakukan, mulai dari evakuasi kapal dengan cara diderek oleh tug boat hingga mengeluarkan para ABK dari kapal yang bertonase kotor 1.094 GT (gross tonnage) tersebut.
Namun proses evakuasi kapal Edricko 3 dengan cara diderek dengan kapal lain terkendala. Kapal yang memiliki panjang 69 meter lebih dengan lebar 10 meter ini tetap tak bergerak meski sudah dicoba untuk ditarik.
Bagian bawah kapal itu diduga tersangkut karang di sekitar lokasi terdampar. Hingga akhirnya, kapal Edricko 3 masih berada di lokasi terakhir terdampar hingga sekarang.
Setahun berlalu, kondisi terkini kapal Edricko 3 itu tak utuh lagi. Jika sebelumnya kapal Edricko 3 tampak kokoh di atas permukaan air, kini geladak utama kapal dengan deadweight tonnage (DWT) 1.390 T itu nyaris tenggelam.
Gelombang ombak telah menerjang dan mengalir di atas dek kapal. Faktor alam setidaknya telah membuat kapal yang dibangun pada 1994 silam tersebut rusak.
Kepala Satuan Polairud Polres Garut AKP Anang Sonjaya mengatakan, kapal tanker Edricko 3 sudah tidak mungkin lagi dievakuasi melalui jalur laut.
"Kondisinya sudah tidak memungkinkan lagi kapal ini dievakuasi melalui jalur laut," kata Kasatpolairud Polres Garut, Rabu (3/5/2023).
AKP Anang Sonjaya menyatakan, evakuasi yang paling memungkinkan adalah melalui jalur darat. Sejumlah pertemuan dan rapat yang membahas hal itu pernah dilakukan beberapa kali.
"Beberapa waktu lalu saya sempat hadir menghadiri rapat terkait evakuasi ini. Dibahas soal apakah kapal isinya akan direcah, atau satu per satu bagian kapal dipreteli kemudian dibawa ke darat," ujarnya.
Namun pembahasan terkait kapal Edricko 3 kembali mandek, karena proses evakuasi melalui jalur darat dikhawatirkan akan merusak alam, seperti biota laut dan lingkungan di darat yang menjadi lokasi lintasan.
"Evakuasi masih belum bisa dilakukan hingga sekarang karena harus mengantongi izin terkait lingkungan dari instansi terkait. Informasi terakhir setelah lebaran akan ada pertemuan lagi, namun kami belum menerima informasi kembali kapan tepatnya pembahasan tersebut akan digelar," tutur dia.
Saat terdampar, kapal Edricko 3 mengangkut ABK sebanyak 15 orang. Dari informasi yang dihimpun saat itu, belasan ABK yang dipimpin kapten kapal Saiffudin ini berencana mengambil aspal dari Cilacap, Jawa Tengah.
Kantor SAR Bandung kemudian merilis informasi, bahwa sejumlah warga menyampaikan kesaksian mereka jika kapal Edricko 3 melaju terlalu dekat dengan garis pantai. Kapal Edricko 3 kemudian mengirimkan sinyal emergency sekitar pukul 22.00 WIB.
Editor: Agus Warsudi