get app
inews
Aa Text
Read Next : Pergerakan Tanah Meluas di Purwakarta, Rumah Rusak Terus Bertambah Jadi 120

Relokasi Korban Tanah Bergerak di Purwakarta Lamban, Tiga Warga Alami Depresi

Minggu, 28 Februari 2021 - 19:26:00 WIB
Relokasi Korban Tanah Bergerak di Purwakarta Lamban, Tiga Warga Alami Depresi
Salah satu rumah warga yang ambruk akibat pergerakan tanah di Purwakarta, Jabar, Sabtu (Foto: SINDOnews/Didin Jalaludin)

PURWAKARTA, iNews.id- Sejumlah korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cirangkong, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengalami depresi. Mereka kemungkinan masih belum menerima tempat tingalnya rusak akibat bencana alam tersebut. 

"Sudah ada tiga warga yang depresi, dan sudah dijemput dinas sosial untuk mendapatkan penanganan khusus," kata Kepala Desa Pasanggrahan Yadi Supriyadi, Minggu (28/2/2021).

Ganguan mental ini dinilainya wajar karena bagi masyarakat di perdesaan seperti Pasanggrahan, rumah adalah segalanya. Sementara sekarang akibat bencana pergerakan tanah tempat tinggalnya hancur dan tidak bisa ditempati lagi. 

"Rumahku istana ku, itu istilahnya. Bagi masyarakat di sini rumah adalah nomor satu. Mereka memilih tidak punya apa-apa asalkan bisa memiliki tempat tinggal. Bahkan ada yang harus rela kerja ke luar negeri agar bisa membuat rumah bagus. Nah, sekarang dengan sekejap apa yang dimiliki itu musnah akibat bencana alam. Jadi wajar jika ada yang depresi," kata Yadi. 

Beberapa hari pascabencana alam terjadi, Yudi pernah menemukan warganya yang menjadi korban pergerakan tanah sedang memperbaiki rumahnya. Warga tersebut mencoba menyusun kembali bata tembok rumahnya yang sudah ambruk. Padahal semua tahu jika pergerakan tanah masih terjadi. 

"Saat saya temui warga yang diduga depresi ini lagi nemplok, dia buat adukan pasir dan semen sendiri. Katanya mau dibangun lagi. Kemudian orang ini saya ajak bicara pelan-pelan dan akhirnya sadar, lalu saya bujuk ke pengungsian. Dari beberapa yang depresi ini, tiga orang sudah dibawa tim dari dinas sosial, agar mendapat penanganan khusus,"tuturnya.

Seperti diketahui, bencana pergerakan tanah tersebut terjadi pada Sabtu (6/2/2021). Berdasarkan data Pemerintah Desa Pasanggrahan, jumlah rumah rusak sudah mencapai 120 rumah, yang sebelumnya 116 rumah. Dari jumlah itu, 79 rusak berat rata dengan tanah, sisanya 41 rusak ringan. Seluruh rumah yang terdampak bencana alam ini sudah dilarang untuk ditempati menyusul masih terjadinya pergerakan tanah.

"Adapun jumlah warga yang jadi korban sebanyak 532 orang dari 150 kepala keluarga. Dari jumlah itu 345 orang sudah tinggal di pengungsian. Sisanya ada yang tinggal di rumah kerabatnya. Bahkan juga ada yang bertahan di sekitar rumah mereka, dengan alasan menjaga barang-barang dan memiliki hewan ternak," ujar Yadi. 

Dia menambahkan, dari 532 orang korban bencana pergerakan tanah itu juga terdapat 53 balita, 31 lansia dan 4 ibu hamil. 

"Kami berharap Pemkab Purwakarta segera merelokasi warga yang jadi korban bencana pergerakan tanah ini. Berdasarkan rencana mereka akan direlokasi ke tanah milik Perhutani, yang jaraknya sekitar satu kilometer dari lokasi. Kasihan mereka apalagi tidak lama lagi menghadapi bulan puasa," tutur Yadi.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini di lokasi pergerakan tanah di kampung itu terdapat beberapa titik baru lokasi longsoran dan amblesan tanah. Akses jalan umum di perkampungan itu ambles tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. 

"Diperkirakan titik pergerakan tanah di kampung kami ini luasannya mencapai 5 hektare. Sementara kampung yang terdampak ini berada di RW 06, dan dua RT, yakni RT 15 dan 14," ucapnya.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut