Ratusan Orang Hadiri Upacara Adat Bumi Lamba di Kaki Gunung Tangkuban Parahu KBB
BANDUNG BARAT, iNews.id - Ratusan orang menghadiri upacara adat Bumi Lamba yang merupakan ritual kuno masyarakat Sunda, Senin (3/6/2023). Ritual tersebut berlangsung di kaki Gunung Tangkuban Parahu, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Upacara ada Bumi Lamba diikuti 600 warga adat dari seluruh pelosok Jawa Barat, Kalimantan, Bali, Banten, dan daerah lain. Tampak hadir pula dalam upacara itu, Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Lembaga Pendidikan dan Latihan (Lemdiklat) Polri Irjen Pol Chryshnanda Dwilaksana.
Ritual tersebut dipercaya mengandung makna spiritual tinggi dan berhubungan erat dengan keberadaan Tuhan Sang Pencipta dan alam. Bumi Lamba diiringi alunan musik tradisional Sunda. Sejumlah perempuan membawa hasil bumi dan sesajen mengawali ritual adat ngertakeun Bumi Lamba. Sementara ratusan peserta dipimpin tokoh adat masing masing duduk bersila memanjatkan doa.
Ketua Penyelenggara Upacara Adat Bumi Lambang Wiranatakusumah mengatakan, ritual sengaja dilaksanakan di kawasan Jayagiri karena menurut kepercayaan merupakan awal terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu.
"Para peserta menyiapkan beberapa sesajen makanan agar lebih sakral. Antara lain, berbagai macam buah-buahan, sayuran, makanan tradisional, potongan kepala babi, dan puluhan senjata pusaka," kata Wiranatakusumah.
Puncak acara ngertakeun bumi lamba, ujar Wiranatakusumah, digelar setiap tahun untuk menjaga tiga gunung yang dianggap keramat. Salah satunya adalah Gunung Tangkuban Perahu merupakan sisa letusan Gunung Sunda Purba.
"Dengan membacakan doa dan mantra oleh para pemuka adat dalam ritual ini ungkapan syukur kepada leluhur dan alam semesta. Semua ini dilaksanakan untuk menghormati para leluhur, memohon perlindungan dan keseimbangan alam," ujar Wiranatakusumah.
Wiranatakusumah menuturkan, ritual Bumi Lamba adalah amanat leluhur Sunda dari Prabu Jayagiri Guru Menakluhur atau Rakeyan Dharmasiksa yang ditulis dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Petagen Bumi Lamba. "Itu amanat tentang mensejahterakan bumi, alam. Kita harus merawat lingkungan dari yang terkecil dari badan kita rumah hingga alam semesta," tutur dia.
Sementara itu, Kasespim Lemdiklat Polri Irjen Pol Chryshnanda Dwilaksana mengatakan, upacara ini cara masyarakat adat dalam merawat kebhinekaan di Indonesia. Upacara ada Bumi lamba digelar untuk merawat seni, tradisi, dan adat. Ini ikon kebhinekaan, bagian dari upaya merekatkan kerukunan, untuk kemanusiaan, keteraturan sosial, dan peradaban.
"Di Sespim Polri, ada keutamaan, karena merupakan sekolah moral. Calon pemimpin atau pemimpin di masa depan basiknya moralitas, yaitu kejujuran, kebenaran, dan keadilan. Seorang pemimpin harus elesai dengan dirinya. Maka, basisnya adalah pada kesadaran. Orang yang memiliki kesadaran adalah orang-orang yang bertanggung jawab dan tentu disiplin," kata Kasespim Lemdiklat Polri.
Editor: Agus Warsudi