PVMBG Sebut Penyebab Gempa Bumi M5,3 di Garut Terjadi akibat Sesar Naik
"Stasiun BMKG pada lokasi pusat gempa bumi berdekatan mencatat terjadinya gempa bumi dengan kekuatan M4,9 pada pukul 19.23 WIB," ujar Eko Budi Lelono.
Kepala Badan Geologi menuturkan, lokasi pusat gempa bumi dekat dengan wilayah pantai Kabupaten Cianjur, Garut dan Tasikmalaya. Morfologi wilayah tersebut umumnya berupa dataran pantai yang berbatasan dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal pada bagian utara.
"Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial pantai, aluvial sungai, batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan batuan berumur Tersier berupa batuan sedimen dan batuan rombakan gunung api," tuturnya.
Eko Budi Lelono mengatakan, sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi.
Selain itu, kata Eko Budi Lelono, pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari GFZ Jerman, kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas penunjaman atau subduksi dengan mekanisme sesar naik," ucap Eko Budi Lelono.
Editor: Agus Warsudi