Warga yang diserang DBD berasal dari tiga desa, yakni Desa Sukajaya, Desa Sukarama, dan Desa Cikondang. Hingga Rabu siang (23/10/2019), sekitar 13 orang yang terkena DBD masih mendapat perawatan intensif di ruang apel dan ruang matahari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur. Sementara lima orang sudah pulang.
Menurut Humas RSUD Sayang Cianjur, Aang Anwar Amin mengatakan, kasus DBD terjadi sejak tanggal 14 Oktober 2019 lalu. Sampai saat ini, jumlah seluruh penderita DBD yang dirawat di rumah sakit itu sudah mencapai 18 orang dan dua orang masih berstatus suspect DBD.
Mengenal Wolbachia yang Efektif Turunkan Kasus Demam Berdarah
“Pasien yang sudah pulang lima orang. Yang penting setiap pasien langsung kami tangani dengan maksimal. Kami juga intens berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengetahui perkembangan warga yang terkena DBD,” kata Aang Anwar Amin.
Sementara korban yang meninggal dunia diduga akibat DBD bernama Iis Aisyah (42), warga Kampung Babakan Astana, Desa Sukajaya, Kecamatan Bojong Picung.
84 RW DKI Rawan Terkena Penyakit DBD, Paling Banyak di Jakarta Barat
Menurut suami korban, Asep Saepudin, istrinya meninggal dunia pada Jumat lalu, setelah dibawa pulang dari RSUD Sayang Cianjur. Empat anaknya juga diserang DBD dan kini sedang dalam perawatan intensif.
“Kalau kata dokter, istri saya ada gejala DBD, dan juga penyakit lambung. Istri saya meninggal di rumah setelah sempat dirawat di rumah sakit,” kata Asep Saepudin.
Warga berharap keluarga mereka yang diserang DBD mendapat pengobatan gratis dari pemerintah daerah. Selain itu, mereka meminta Dinas Kesehatan Cianjur lebih serius menangani wabah DBD sehingga tidak semakin meluas dan memakan korban jiwa.
Editor: Maria Christina