get app
inews
Aa Text
Read Next : Dedi Mulyadi Tolong Nenek Sakit Tinggal di Gubuk Hampir Roboh di Purwakarta

Pria asal Bandung Ini Buta Gegara Kerap Tenggak Miras Dioplos Obat Terlarang

Rabu, 26 Oktober 2022 - 09:26:00 WIB
Pria asal Bandung Ini Buta Gegara Kerap Tenggak Miras Dioplos Obat Terlarang
Didin mengalami kebutaan akibat kerap mengonsumsi miras dioplos obat terlarang. (FOTO: ISTIMEWA)

PURWAKARTA, iNews.id - Didin (37), warga Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, mengalami kebutaan akibat kerap mengonsumsi minuman keras (miras) yang dioplos obat terlarang. Akibatnya kini, Didin tak bisa hidup mandiri dan makan mengandalkan pemberian orang tua.

Didin lahir dan tumbuh besar sebagai pemuda dengan pancaindra normal. Namun indra penglihatannya rusak sejak lima tahun lalu. “Dulu dari kecil sampai remaja dia dikenal rajin ke masjid. Cuma salah pergaulan jadinya seperti itu,” kata orang tua Didin.

Lima tahun lalu, Didin kerap mengonsumsi minuman keras oplosan dan obat terlarang Dextro. “Dulu suka minum oplosan sama Dextro dicampur. Sekali minum 20 Dextro sekaligus. Terus lama-lama panas tiris, kemudian begini,” kata Didin yang mengaku menyesali perbuatannya dulu.

Tak hanya berpengaruh ke mata, Didin juga bermasalah dengan kejiwaannya akibat sering mengkonsumsi miras dan obat terlarang itu. Dia kerap mengamuk kepada ibu dan adik-adiknya hingga merusak perabot di dalam rumah.

Walaupun begitu, ibunya tetap menyayangi dan merawat Didin. Hingga akhirnya Didin yang kerap mengamuk kini sudah mulai normal namun mengalami kebutaan dan gangguan bicara.

"Didin pernah dibawa berobat namun dokter mengatakan kebutaannya tak bisa lagi disembuhkan. Sebab kornea dan saraf mata Didin sudah rusak," ujar ibunya.

Kisah pria buta akibat miras oplosan itu ditemukan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi saat dalam perjalanan menuju Kabupaten Garut. Saat melintas, Kang Dedi melihat pria tunanetra sedang menenteng karung berisi botol bekas.

Kang Dedi lantas mengantarkan Didin ke rumahnya di sekitar Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, tak jauh dari tempat mereka bertemu. “Di rumah tinggal sama orang tua,” ujar Didin.

Sesampainya di rumah, Kang Dedi bertemu dengan bapak dan ibu Didin. Didin adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adiknya telah menikah dan bekerja.

“Biasa keluar rumah jam enam, nanti jam 11an pulang ke rumah. Barangnya nanti ada yang beli tukang rongsokan,” ujar ibu Didin.

Uang yang didapat dari hasil menjual rongsokan tersebut biasa digunakan Didin untuk membeli rokok. Sementara untuk makan sehari-hari Didin diberi oleh kedua orang tuanya. 

Sementara, selama ini kedua orang tua Didin yang sudah tua hanya bisa mengandalkan pemberian dari dua anaknya yang lain.

Kang Dedi merasa takjub dengan ibu Didin yang tetap sabar merawat anaknya. Sang ibu tak kenal lelah mengurusi anaknya itu meski dulu kerap diamuk.

“Itulah seorang ibu yang tetap sabar mengurus anaknya walaupun anaknya mengalami kebutaan seperti ini karena perbuatannya sendiri,” ujar Kang Dedi.

Sebelum pergi Kang Dedi memberikan sejumlah uang kepada keluarga tersebut. Uang itu untuk dibelikan ayam agar Didin mulai beternak dan tak lagi harus mencari rongsokan hingga ke jalan raya yang membahayakan jiwa.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut