Potensi Anak Muda Majalengka dalam Perfilman Bagus, Wabup: Kami Butuh Karya

MAJALENGKA, iNews.id - Kreativitas anak muda Majalengka dalam bidang perfilman, cukup bagus. Mereka memiliki potensi dalam bidang itu.
"Untuk kualitas, karya-karya film kalangan milenial di daerah kecil, memang masih harus terus diasah. Namun, yang penting, minat mereka terhadap seni jenis ini mulai tumbuh," kata Budi Sumarno, praktisi film dan pegiat pengarsipan.
Budi Sumarno hadir dalam Festival Film Pendek Folklore dan Peringatan Hari Film Nasional di Gedung BKPSDM Majalengka, Senin (19/3/2023).
Budi Sumarno menyatakan, dalam menumbuhkan minat masyarakat dalam bidang perfilman yang terpenting adalah kreativitas.
"Ide kreatif, minat membuat fil itu harus ditumbuhkan. Jangan bicara bagus jeleknya, tapi minat dan kreatifnya dulu. Kalau itu sudah tumbuh, akan berkembang. Ternyata (di Majalengka) sudah muncul," ujar dia.
Event Festival Film Pendek Folklore yang digagas Komunitas Cinta Film Indonesia (CFI), menjadi salah satu upaya untuk menumbuhkan minat generasi muda terhadap dunia perfilman. Ketika geliat tersebut mulai muncul akan mudah terbentuk sebuah ekosistem.
"Ada 23 peserta ya. Dari film ini, bukan sinematografinya yang kami pilih. Lebih utama, lebih kepada karya-karya kreatif. Karena ini harus dimunculkan dari awal," tutur Budi Sumarno yang juga ketua CFI itu.
"Jadi ini salah satu upaya menumbuhkan ekosistem perfilman. Ekosistem perfilman di daerah bisa maju jiga sudah mau berkarya," uca dia.
Sementara itu, Direktorat Perfilman Musik dan Media Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Rulia Hasyim mengatakan, minat generasi muda dalam dunia perfilman harus terus ditumbuhkan. Pemerintah sebagai pendukung.
"Anak muda harus tampil. Maaf, kami kan Tut Wuri Handayani, kami mengikuti aja dari belakang. Di sini anak mudanya yang harus lebih menangkap," kata Rulia Hasyim.
Dari beberapa karya peserta, Rulia Hasyim menyatakan, memiliki kelebihan tersendiri. Di antara peserta menggambarkan kondisi lingkungan sekitar, di antaranya pertanian.
Lewat karya tersebut, ujar dia, bisa diketahui kondisi dunia pertanian di daerah. "Kita kan jadi terbuka. Kenapa pemerintah harus impor beras. Karena dari generasi mudanya pun sudah tidak mau (bertani). Alasannya karena kotor lah, tidak menguntungkan. Itu kan," ujar dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Majalengka Tarsono mengatakan, Pemkab Majalengka menyambut baik even tersebut. Film menjadi media tepat untuk menyosialisasikan berbagai hal.
"Kami sangat butuh film. Dengan film, sebuah literasi, yang dinamis dan aktif. Lebih mudah dipahami masyarakat. Segala informasi yang ingin disampaikan, manakala itu dikemas dengan sebuah film, lebih menarik dan mudah dicerna" kata Wabup Majalengka.
Terkait perkembangan perfilman di Majalengka, Tarsono menyatakan, kiprah para pegiat cukup bagus. "Ternyata, banyak pelaku film (di Majalengka) yang sudah punya kualitas . Ada sutradara, pemain film yang terlibat di film nasional. Ini sangat baik sekali," ujar Tarsono.
Editor: Agus Warsudi