Ponpes di Cianjur Sukses Tanam Jagung Pelangi dengan Biji Warna-warni
CIANJUR, iNews.id - Salah satu pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Cianjur, sukses budi daya jagung pelangi di tanah seluas 5.000 meter persegi hingga masa panen. Guru, santri dan siswa pun antusias memanen varietas jagung dengan biji warna-warni tersebut.
Guru dan sejumlah siswa serta santri dari Yayasan Pondok Pesantren Al-Islahiyah, Kampung Ciajag, Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, terlihat semringah memetik satu per satu tongkol jagung di setiap batang.
Dari ratusan tongkol jagung pelangi dengan aneka motif warna-warni yang dipanen tersebut, mayoritasnya berwarna ungu. Namun tidak sedikit juga jagung yang dipanen memiliki motif oranye dan warna lainnya.
Pohon jagung pelangi yang ditanam di lahan milik pribadi pondok pesantren dengan luas 5.000 meter persegi ini, merupakan bentuk kerja sama antara pengelola dengan petani jagung. Selain dijadikan sebagai edukasi untuk para siswa, baik tingkat SD sampai SMA atau SMK di pondok ini pun akan mengembangkan varietas jagung ini agar lebih luas lagi.
"Kebun jagung ini sebagai bentuk sinergisitas antara yayasan dengan pengelola. Nantinya anak didik akan belajar pertanian, salah satunya dengan menanam jagung. Kami tertarik dengan jagung ini karena cukup unik," kata Agus Risnandar, pengelolaan pondok pesantren, Rabu (9/11/2022).
Menurut petani jagung pelangi, Luki Lukman Hakim, awal masa tanam perlu ada penyesuaian, sebab awalnya varietas jagung ditanam di suhu yang dingin. Jadi waktu pertama kali menanam, hasilnya tidak terlalu bagus. Dari luas tanah 5.000 meter persegi tersebut terdapat sekitar 3.000 pohon jagung pelangi.
"Mungkin jagungnya sudah bisa beradaptasi di lahan ini sehingga hasilnya lumayan bagus. Berbeda di saat awal penanaman dulu, masih adaptasi. Dari luasan tanah itu bisa menghasilkan sekitar 4 ton yang sebagian nantinya akan diolah menjadi minuman jagung," ujar Luki.
Selain itu, hasil panen nantinya akan dijual ke pasar modern dengan keuntungannya akan dikelola oleh para siswa untuk pengembangan sarana pembelajaran wirausaha.
Editor: Asep Supiandi