get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus Bocah SD Tewas Dikeroyok 3 Kakak Kelasnya, Begini Sikap Disdik Sukabumi

Polisi Periksa 15 Saksi terkait Kasus Bocah SD Tewas Dikeroyok Kakak Kelas di Sukabumi

Selasa, 23 Mei 2023 - 17:34:00 WIB
Polisi Periksa 15 Saksi terkait Kasus Bocah SD Tewas Dikeroyok Kakak Kelas di Sukabumi
Kapolres Sukabumi Kota Ari Setyawan Wibowo. (FOTO: DHARMAWAN HADI)

SUKABUMI, iNews.id - Polisi dari Satreskrim Polres Sukabumi Kota memeriksa 15 saksi terkait kasus bocah SD tewas diduga dikeroyok 3 kakak kelas di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Petugas tersu melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut.

Belasan saksi itu di antaranya, enam kakak kelas dan teman sekolah korban, keluarga korban empat orang, tiga dari pihak sekolah, dan dua dari rumah sakit.

Kapolres Sukabumi Kota AKBP Ari Setyawan Wibowo mengatakan, penyidik telah mengantongi hasil visum et repertum korban. 

Namun, hasil pemeriksaan visum itu belum bisa dipublikasikan karen khawatir mengganggu penyelidikan secara menyeluruh.

"Sampai saat ini, kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban (MHD 10 tahun tewas) ini belum naik ke tahap penyidikan," kata Kapolres Sukabumi Kota, Selasa (22/5/2023).

Dalam waktu dekat, ujar AKBP Ari Setyawan Wibowo, penyidik akan mengumumkan hasil penyelidikan kasus ini agar terungkap penyebab kematian korban MHD apakah benar dikeroyok teman sekolahnya atau bukan.

Sementara itu, keluarga korban menerima kunjungan unsur Forum Pimpinan Kecamatan (Forkopimpcam) Sukaraja ke rumah duka. Para pejabat kecamatan itu menyampaikan duka mendalam atas musibah yang menimpang korban dan keluarga.

Forkopimcam Sukaraja juga menyerahkan bantuan berupa santunan dan sembako untuk keluarga korban.

Diberitakan sebelumnya, MHD (10), bocah SD di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, tewas akibat dikeroyok 3 kakak kelasnya. 

Korban yang sempat kritis selama 3 hari di rumah sakit, akhirnya meninggal dunia pada Sabtu (20/5/2023).

Peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada Senin dan Selasa (15-16/5/2023) di sekolah tempat korban dan pelaku menuntut ilmu. 

Kakek korban HY mengatakan, korban MHD merupakan siswa kelas 2 SD. Awalnya korban dikeroyok pada Senin (15/5/2023) dan mengeluh sakit kepada orang tuanya saat pulang ke rumah.

"Saya bilang ke korban, kalo sakit jangan dulu sekolah, istirahat aja di rumah. Namun korban memaksa ingin sekolah. Lalu saat berada di sekolah, korban kembali dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Selasa (16/5/2023)," kata HY, Sabtu (20/5/2023).

HY menyatakan, karena kejang-kejang, HY membawa korban MHD ke RS Primaya pada Rabu (16/5/2023). Kepada dokter dan keluarganya, korban tidak berani terus terang habis dikeroyok oleh kakak kelasnya.

Walaupun dipaksa bicara, korban tidak mau mengaku sudah dianiaya. Akhirnya dokter pura-pura menyuruh keluarga untuk keluar ruangan. Keluarga bersembunyi di balik tirai di ruangan periksa. 

"Korban baru mangakui bahwa dirinya sudah dikeroyok oleh tiga kakak kelasnya," ujar HY.

Karena RS Primaya tidak menerima pasien akibat kekerasan, tutur HY, cucunya tersebut dipindahkan ke RS Hermina tanpa diberitahu oleh keluarga ke pihak rumah sakit bahwa MHD merupakan korban kekerasan, pengeroyokan oleh kakak kelasnya.

"Korban yang kritis 3 hari di rumah sakit. Lalu, pada hari ini, Sabtu (20/5/2023) sekitar pukul 08.00 WIB, (korban) meninggal di RS Hermina. Hasil visum korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak," tutur HY.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut