Pilu, Siswi SMP di Purwakarta Jadi Korban Bully, Ayah Kabur saat Ibu Sakit Keras
PURWAKARTA, iNews.id - Pilu kisah hidup R, siswi SMPN 4 Darangdan, Kabupaten Purwakarta yang ditinggal kabur ayahnya saat sang ibu sakit parah. Dia menjadi korban bully atau perundungan teman sekelasnya berinisial W.
R menangis histeris di sekolah. W pun dipanggil oleh guru kesiswaan Yoyos. Saat pemanggilan itu, W tidak mengaku mem-bully R. W justru mencoba kabur sehingga secara reflek Yoyos memukul W menggunakan gagang sapu.
Insiden pemukulan itu berbuntut panjang hingga Yoyos dilaporkan ke polisi. Setelah dimediasi, keluarga W meminta uang damai Rp50 juta. Namun hal tersebut ditolak oleh Yoyos dan sekolah.
Informasi tersebut sampai ke telinga Kang Dedi Mulyadi. Beberapa waktu lalu Kang Dedi datang ke sekolah dan menyatakan siap pasang badan terkait kasus tersebut.
Kang Dedi lalu mengantarkan R untuk melihat kondisi ibunya yang sedang sakit. R kini tinggal bersama kakak, adik, dan ibunya yang sakit. Sementara bapak kandung R kabur dan menikah lagi saat sang istri sedang sakit parah.
Sesampainya di rumah R di Desa Pasirangin, Kecamatan Darangdan, sang ibu hanya bisa terbaring di ruang tengah karena sakit. Keluarga mengatakan ibu R harus rutin dua minggu sekali cuci darah.
“Harusnya seminggu dua kali cuci darah, cuma ini sudah telah 10 hari karena gak ada biaya. Sekali jalan ongkosnya Rp300.000,” kata keluarga R.
“Ini ada uang untuk bekal cuci darah, bisa untuk beberapa kali bolak-balik,” kata Kang Dedi sambil memberikan amplop berisi uang.
Awalnya ibu R mengalami sakit gula. Penyakit tersebut membuatnya mengalami kebutaan. Kini sakit yang diderita semakin parah karena menyerang ginjal.
Keluarga mengatakan, suami atau bapak kandung R sebenarnya belum cerai resmi dengan istrinya. Bapak R kabur dan telah menikah lagi sehingga meninggalkan tanggung jawab besar, salah satunya merawat istri yang sakit.
“Sekarang ibu tidak usah pikirin suami lagi yang sudah punya kehidupan baru. Sekarang ibu fokus pada kesehatan ibu,” kata Kang Dedi.
Selain memberikan biaya pengobatan, Kang Dedi juga akan menyekolahkan kakak R yang putus sekolah sejak setahun lalu di salah satu SMA di Purwakarta karena ketiadaan biaya. “Ya sudah mulai nanti sekolah lagi,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR itu.
Bagi Kang Dedi, setiap peristiwa selalu ada hikmahnya dan harus menjadi pembelajaran bagi siapa pun. Termasuk peristiwa bully yang dialami R hingga akhirnya kini ditangani Kang Dedi.
“Kalau tidak ada peristiwa kemarin saya tidak akan bisa bantu (keluarga R) karena tidak tahu. Jadi mulai sekarang urusan neng (R) menjadi urusan saya. Mulai hari ini neng (R) jadi anak angkat saya. Tugas kamu sekolah saja dan membantu urusan rumah,” ujar Kang Dedi.
Kang Dedi Mulyadi pun berpesan agar keluarga R tak lagi mencari donasi atau sumbangan ke mana-mana. Sebab semua pengobatan dan biaya hidup keluarga R sudah ditanggung oleh Kang Dedi.
Editor: Agus Warsudi