Petani Majalengka Semringah, Panen Melimpah dan Harga Gabah Tinggi

MAJALENGKA, iNews.id - Musim panen pertama tahun ini, membawa berkah bagi para petani di Majalengka. Mereka semringah karena saat ini panen melimpah dan harga jual gabah dibandrol tinggi.

Dibanding masa panen periode sama tahun lalu, harga gabah kali ini jauh lebih tinggi. Saat ini, harga gabah kering Rp560.000 per kwintal. Sedangkan gabah basah Rp530.000 per kwintal.

Baca Juga

H-1 Ramadhan, Harga Cabai di Cigasong Majalengka Tembus Rp100.000 per Kg

"Musim rendeng (musim hujan, panen pertama) kemarin mah Rp530.000 untuk kering dan Rp380.000 basah," kata Didi, salah satu petani di Desa Bantarwaru, Kecamatan Ligung.

Harga tersebut tentu menjadi angin segar bagi para petani. Apalagi saat ini hasil panen mereka terbilang jauh lebih bagus dibanding sebelum-sebelumnya.

Baca Juga

Monyet Liar Teror Puskesmas Sindang Majalengka, Nakes dan Pasien Ketakutan

"Padi juga hasilnya bagu, minim hama. Nggak kaya sebelum-sebelumnya. Alhamdulillah, itung-itung bekal buat munggahan," ujar dia.

Baca Juga

Sambut Ramadhan, Warga Majalengka Antusias Mandi Massal di Mata Air

Disinggung pemasaran, Didi menuturkan, biasa menjual gabah hasil panennya itu langsung kepada bandar, pemilik heleran (pabrik penggilingan). 

Para bandar itu biasa mencari gabah ke para petani langsung yang tanaman padi nya sudah mulai masuk panen. 

Baca Juga

Lahan Warga Jadi Akses ke Perumahan, DPRD Majalengka Akan Panggil Pengembang

"Banyak dari daerah (Kabupaten) Indramayu, Cirebon. Mereka cari calon pembeli. Jadi begitu selesai panen, langsung diangkut," tutur Didi.

Didi mengaku tidak pernah mendengar informasi adanya pembelian gabah oleh BUMN itu ke para petani.

Baca Juga

Potensi Anak Muda Majalengka dalam Perfilman Bagus, Wabup: Kami Butuh Karya

"Nggak pernah denger. Selama ini mah saya jual hasil panen teh, gitu, ke bandar. Ya, setengah dijual, setengahnya lagi buat makan dan kebutuhan sampai masuk musim tanam lagi, Alhamdulillah terpenuhi," ucap dia.

Didi menggarap padi seluas 1 hektare. Dari luas lahan tersebut, musim panen ini dirinya mendapatkan hasil 5 ton. "Saya juga suka ikut buburuh ke orang lain. Alhamdulillah, tercukupi lah," ujar Didi.

Sementara itu, Ilyas, petani lain, juga bersyukur hasil panen tahun ini cukup bagus. "Iya, alhamdulillah. Nggak ada gangguan wereng, tikus atau hama lain. Alhamdulillah, bagus. Ini nggak di sini aja, di daerah lain juga katanya bagus hasilnya," kata Ilyas semringah.

Editor: Agus Warsudi