get app
inews
Aa Text
Read Next : Berkah Ramadan di Kampung Caruluk Cianjur, Perajin Kolang Kaling Kebanjiran Pesanan

Perlu Proses Panjang agar Kolang Kaling Aman Dikonsumsi, Begini Cara Mengolahnya

Minggu, 18 April 2021 - 16:41:00 WIB
Perlu Proses Panjang agar Kolang Kaling Aman Dikonsumsi, Begini Cara Mengolahnya
Salah seorang perajin di Purwakarta sedang menyiapkan kolang kaling untuk segera dipasarkan guna memenuhi permintaan konsumen. (Foto: iNews.id/Didin Jalaludin)

PURWAKARTA, iNews.id - Selain kurma, kolang kaling menjadi buah yang paling diburu saat bulan suci Ramadan. Buah yang bermanfaat untuk kesehatan ini menjadi olahan favorit masyarakat Indonesia saat berbuka puasa. 

Namun siapa sangka, perlu peroses panjang agar buah yang berasal dari pohon aren ini dapat dikonsumsi dengan aman. Jika tidak diolah secara benar, maka akan sangat berbahaya. 

"Jadi setelah dipetik kolang kaling ini gak bisa dimakan begitu saja, harus diolah dulu. Buahnya sangat bergetah. Kalau gak diolah bisa bahaya, rasanya juga gak enak," kata Ooy (52) perajin kolang kaling saat disambangi MNC Portal di rumahnya di Kampung Karang Anyar, Desa Cibuntu, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Minggu (18/4/2021). 

Mengolah buah aren agar dapat dikomsumsi harus melewati proses yang cukup melelahkan. Paling tidak dibutuhkan waktu 4-5 hari untuk sekali produksi. Mulai dari pemilahan buah, pengupasan, perebusan dan pemipihan serta perendaman. "Semua proses yang panjang ini harus dilalui secara bertahap dan berurutan," ujar Ooy.

Tahap pertama, kolang kaling yang baru dipetik dari pohon harus dipisahkan terlebih dahulu dari tangkainya mengunakan golok atau parang tajam. Karena termasuk dalam jenis palmae, buah pohon aren ini diselimuti kulit yang cukup keras seperti kelapa, meski bentuknya jauh lebih kecil. Setelah lepas dari tankai, kolang kaling direbus di atas tungku dengan api besar agar melunak dan mudah dikelupas, sekaligus menghilangkan getah. 

Setelah direbus buah dari pohon bernama Latin Arenga Pinnata ini harus ditiriskan terbih dahulu sebelum akhirnya dibelah dan dicongkel bijinya satu persatu. Biji yang diconkel itulah yang menjadi daging buahnya dan disebut kolang kaling. Setelah itu inti biji berwarna putih itu kemudian dicuci bersih dan direndam dalam air kapur selama 2-3 hari. 

"Sebelum direndam, daging buah kolang kaling harus melalui tahap pemipihan. Pemipihan atau penggeprekan bertujuan menghasilkan tekstur buah kolang kaling yang lunak. Selain itu pemipihan juga bermaksud agar air perendaman mudah masuk ke daging buah," tutur Ooy. 

Proses pemipihan cukup unik, perajin menggunakan pemukul dari kayu yang besar, semacam barbel. Kolang kaling yang baru dicongkel satu persatu kemudian 'digencet'. "Kayu besar itu bertujuan agar memudahkan penekanan buah kolang-kaling menjadi pipih. Perosesnya memang menguras tenaga. Tapi ya begitu cara ngolahnya," ujar Ooy. 

Ooy mengaku, dalam sehari dirinya hanya mampu mampu produksi 40 sampai 70 kilogram kolang kaling. Padahal permintaan memasuki bulan puasa ini cukup tinggi. "Satu kilogramnya dijual Rp13.000-Rp15.000. Untuk bahan bakunya alahamdulillah aman. Pohon aren yang ada di kampung kami masih cukup memenuhi permintaan pasar," ucapnya.

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut