Perajin Mogok Produksi, Tahu dan Tempe Menghilang di Pasaran Kota Bandung
BANDUNG, iNews.id - Komoditas tahu dan tempe menghilang di sejumlah pasar tradisional dan warung di Kota Bandung pada Senin (21/2/2022). Komoditas tahu dan tempe tak ada di pasar seiring aksi mogok produksi para perajin tahu dan tempe selama tiga hari.
Pantauan di Pasar Kesambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, tak tampak ada pedagang yang menjual tahu dan tempe. Jongko yang biasa menjual tahu dan tempe Cibuntu, kosong.
Ujang, pedagang di Pasar Kosambi mengatakan, para pedagang tahu dan tempe tidak jualan sejak hari ini. Mereka tidak jualan karena perajin tahu mogok produksi sehingga para pedagang tidak mendapatkan suplai komoditas itu. "Kan produsennya enggak produksi. Jadi mereka juga enggak ada yang jualan karena barangnya tidak ada," kata Ujang.
Menurut Ujang, di Pasar Kosambi Bandung terdapat tiga hingga empat pedagang tahu dan tempe Cibuntu. Mereka dipastikan tidak akan berjualan selama perajin tahu dan tempe mogok produksi.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan dan Pengawasan Kemetrologian Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Meiwan Kartiwa mengatakan, disdagin berkoordinasi dengan asosiasi produsen tahu dan tempe terkait aksi mogok produksi.
Harapannya aksi mereka segera selesai dan ada solusi terbaik. "Sebenarnya mereka kemarin akan produksi lagi, tapi karena pekerjanya sudah terlanjur pulang kampung, jadi tampaknya mereka akan libur tiga hari, " kata Meiwan Kartiwa.
Diberitakan sebelumnya, para perajin tahu dan tempe se-Jawa Barat mulai menggelar aksi mogok produksi selama tiga hari, Senin-Rabu, 21-23 Februari 2022. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga kedelai.
Mereka mendesak pemerintah memberikan solusi untuk menurunkan harga kacang kedelai. Harga kedelai sudah menembus Rp11.500 per kilogram atau naik Rp3.500 dari awalnya hanya Rp8.000.
Sebanyak 150 perajin tahu dan tempe di sentra tahu Cibuntu, Kota Bandung, kompak berhenti produksi selama tiga hari. Tidak ada aktivitas apa pun, dari pembuatan, pencetakan hingga pengemasan tahu di tempat tersebut. Untuk mengisi waktu, karyawan hanya membersihkan peralatan produksi.
Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jabar Zamaludin mengatakan, tidak hanya kacang kedelai, harga kebutuhan produksi tahu tempe, seperti kunyit dan garam pun ikut naik signifikan. "Akibatnya biaya produksi yang besar tidak sebanding dengan pendapatan," kata Zamaludin.
Editor: Agus Warsudi