get app
inews
Aa Text
Read Next : Jadwal SIM Keliling Bandung Hari Ini 12 November 2025, Cek Lokasi dan Persyaratan

Penjelasan Guru Besar Unpad soal Obat Penyembuh Virus Korona

Kamis, 12 Maret 2020 - 11:54:00 WIB
Penjelasan Guru Besar Unpad soal Obat Penyembuh Virus Korona
Ilustrasi farmasi bekerja (dok. Unpad)

BANDUNG, iNews.id - Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjajaran (Unpad) Keri Lestari mengungkapkan, kloroquin fosfat atau obat lama untuk pengobatan malaria dapat mengobati pneumonia terkait virus korona atau COVID-19. Dia telah mengkaji zat tersebut yang pernah digunakan di Wuhan, China.

Keri menjelaskan Dewan Negara China mengindikasikan kloroquin fosfat telah menunjukkan aktivitas nyata dengan tingkat keamanan yang dapat diterima dalam mengobati pneumonia terkait Covid-19 dalam uji klinis multisenter di China, 17 Februari 2020.

Bahkan, dalam studi in vitro baru-baru ini, kloroquin juga diketahui dapat memblokir infeksi Covid-19 pada konsentrasi mikromolar rendah. Studi yang dilansir US National Library of Medicine National Institutes of Health ini menunjukan setidaknya 100 pasien Covid-19 di Wuhan berhasil disembuhkan.

"Berdasarkan hasil riset di China, (pasien Covid-19) di Wuhan dengan kloroquin menunjukkan adanya perbaikan," katanya, Kamis (12/3/2020).

Aktivitas anti-virus dan anti-inflamasi kloroquin, lanjut Keri, dapat menjelaskan khasiatnya dalam menangani pasien dengan pneumonia Covid-19. Keri menuturkan, kloroquin adalah obat yang murah dan aman, bahkan telah digunakan selama lebih dari 70 tahun.

"Mengingat tuntutan klinis yang mendesak, kloroquin fosfat direkomendasikan untuk mengobati pneumonia terkait Covid-19 pada populasi yang lebih besar di masa depan," katanya.

Temuan kloroquin yang merupakan obat malaria sintetis bisa menjadi obat Covid-19 itu menurutnya dapat menjadi peluang bagi kina sebagai obat yang sama untuk mengatasi wabah Covid-19.

"Ini biasa digunakan untuk antimalaria, bisa juga untuk lupus. Dia punya potensi aktivitas antivirus spectrum luas, ini diteliti di China sejak 2013," ucapnya.

Keri menambahkan, perkebunan kina di Jawa Barat saat ini dimiliki oleh PT Kimia Farma. Dari komunikasi dengan Kimia Farma, kemungkinan obat tersebut akan diproduksi kembali jika melihat fakta obat ini bisa menyembuhkan pasien Covid-19.

"Kalau mau dikembangkan kembali sangat bisa. Kimia Farma mempertimbangkan untuk memproduksi kembali," katanya.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut