get app
inews
Aa Text
Read Next : Pekerja Migran asal Grobogan Diduga Jadi Korban Kebakaran Apartemen di Hong Kong

Pengiriman Pekerja Migran dari Jabar Terhalang Pandemi, pada 2021 hanya 7.000 Orang

Selasa, 17 Agustus 2021 - 08:26:00 WIB
Pengiriman Pekerja Migran dari Jabar Terhalang Pandemi, pada 2021 hanya 7.000 Orang
Pekerja migran Indonesia. (Foto: Antara)

BANDUNG, iNews.id - Pengiriman pekerja migran Indonesia (PMI) dari Jawa Barat menurun signifikan akibat terhalang pandemi Covid-19. Hingga pertengahan 2021, Jabar mengirimkan pekerja migran 7.000 orang. 

Kabid Penempatan, Perluasan, Tenaga kerja dan Transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat Hendra K Sumantri mengatakan, realisasi pengiriman pekerja migran ke sejumlah negara merosot drastis. 

"Padahal sebelumnya, panelis bisa mencapai 53.000 orang. Secara peluang sebenarnya masih cukup besar, tapi ini juga terkait kebijakan beberapa negara terhadap masuknya warga negara asing," kata Hendra.

Disnakertrans Jabar, ujarnya, terus menggenjot pekerja migran berkeahlian menyasar sejumlah negara potensial. Seperti Malaysia, Jepang, Taiwan, Arab Saudi, Korea Selatan, Brunei Darussalam, dan lain-lain. Mayoritas keahlian yang dibutuhkan adalah tenaga perawat.

Berbagai program pun terus digencarkan untuk mengirimkan tenaga kerja berkeahlian ke luar negeri. Apalagi, Pemprov Jabar menargetkan pengurangan angka pengangguran terbuka yang saat ini sekitar 2,1 juta orang. 

"Saat awal pandemi 2020 lalu, angka pengangguran terbuka di Jabar lebih dari 10 persen. Kami menargetkan bisa ditekan hingga 6,9 persen pada 2023. Berbagai upaya terus kami lakukan untuk menekan naiknya angka pengangguran ini," ujar dia.

Sementara itu, Advisor ISO Jepang Yadi Suryadi mengatakan, pandemi membuat beberapa negara tujuan PMI membatasi tenaga kerja asing masuk ke negaranya. Seperti, Jepang. Namun, ISO Jepang mendapat informasi pada Oktober 2021 nanti Jepang akan memperlonggar tenaga kerja asing masuk ke negeri sakura itu. 

"Ini menjadi peluang besar bagi Indonesia. Kita harus mempersiapkannya dari sekarang. Karena, kalau bicara peluang, kebutuhan tenaga kerja di Jepang mencapai 345.000 an orang dari 14 sektor usaha," kata Yadi.

Kendati begitu, pekerja migran asal Indonesia harus bersaing dengan negara lain. Sehingga dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia (SDM) untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal itu juga yang saat ini sedang digagas ISO Jepang bersama Disnakertrans Jabar. 

ISO Jepang merancang program Specified Skilled Worker (SSW) bagi calon pekerja migran Indonesia. Melalui program ini, pekerja akan mendapat pelatihan bahasa dan keterampilan lain.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut