get app
inews
Aa Text
Read Next : Masih dalam Pengembangan, Kawasan Rebana Sudah Diincar Investor dari 6 Negara

Pengembangan Kawasan Rebana Ternyata Banyak Tantangan, Ini Hasil Kajiannya

Minggu, 06 Februari 2022 - 16:49:00 WIB
Pengembangan Kawasan Rebana Ternyata Banyak Tantangan, Ini Hasil Kajiannya
Patimban yang berada di kawasan Cirebon Patimban dan Kertajati (Rebana) didesai jadi kota pelabuhan tercanggih di Indonesia. (Foto: Istimewa)

BANDUNG, iNews.id - Pengembangan kawasan Metropolitan Rebana memiliki banyak tantangan yang harus diselesaikan, termasuk peluang untuk memaksimalkan SDM dan potensi lokal. Studi awal menunjukkan perlu upaya agar kawasan industri itu bisa mendorong ekonomi lokal. 

Ketua Tim Riset Pengembangan Wilayah Metropolitan Rebana West Java Economics Society (WJES) Horas Djulius mengatakan, Rebana diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar pada masa depan. Dalam rencana pengembangannya, kawasan ini didorong untuk memiliki kawasan industri yang terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing tinggi, serta berkelanjutan. 

Dari kajian yang dilakukan, masih terdapat sejumlah pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Antara lain terkait kesesuaian Kawasan Peruntukan Industri (KPI) dengan aktivitas ekonomi lokal serta kualifikasi sumber daya manusia (SDM) di wilayah tersebut.

Dia menjelaskan, karakteristik struktur ekonomi dari 7 kota/kabupaten yang sebagian wilayahnya masuk Rebana bercorak pertanian dan perdagangan. Kondisi tersebut telah diduga sebelumnya bahwa corak di kawasan tersebut merupakan pertanian. 

“Dari hasil penelitian kami masih ada ketidaksinkronan antara UKM/IKM unggulan di wilayah Metropolitan Rebana dengan industri besar yang diundang masuk ke 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI). Jadi pekerjaan rumahnyanya besar," kata Horas dalam siaran persnya, Minggu (6/2/2022). 

Apabila membeludak investasi besar di sana maka perlu ada upaya untuk memunculkan inklusivitas dikawasan Rebana. Apalagi pemerintah bermaksud hendak mengejar pertumbuhan yang inklusif.

"Ekonomi inklusif kan lawannya eksklusif. Jadi inklusif itu inginnya tuh yang besar tumbuh, yang kecil pun tumbuh. Jadi tujuan penelitian kedua ingin mengetahui apakah entitas bisnis yang kecil di sana itu bisa disandingkan dengan usaha besar," katanya. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut