get app
inews
Aa Text
Read Next : Waketum Partai Perindo Ferry Kurnia Optimistis Dedi Mulyadi Menang di Pilgub Jabar

Pengamat Nilai Kaus Ganti Presiden di Debat Pilgub Jabar Tak Melanggar

Minggu, 20 Mei 2018 - 17:30:00 WIB
Pengamat Nilai Kaus Ganti Presiden di Debat Pilgub Jabar Tak Melanggar
Pasangan Asyik saat debat terbuka kedua di Kampus UI, Depok, Jabar. (Foto: Dok.iNews.id)

BANDUNG, iNews.id – Aksi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Jawa Barat nomor urut 3, Sudrajat-Akhmad Syaikhu (Asyik) yang memakai kaus”2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden” dalam debat terbuka kedua Pilgub Jabar dinilai sikap yang wajar dalam konteks berdemokrasi.

Hal itu diungkapkan pengamat politik, hukum dan pemerintahan, dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf. Dia menilai, sikap pasangan nomor urut 3 itu tidak melanggar aturan.

“Saya tidak bisa katakan apa yang mereka (Asyik) lakukan itu benar dan saya juga tak bisa katakan hal itu melanggar. Kalau mengacu pada aturan seperti yang dikatakan Bawaslu kalau debat Pilgub itu harus sesuai konteks, berarti memang kurang pas. Tapi kalau konteksnya adalah demokrasi, itu bagian dari aspirasi. Jadi kita tunggu saja seperti apa langkah KPU, mudah-mudahan (keputusannya) yang terbaik dan bijak,” kata Asep, Minggu (20/5/2018).

Asep menilai, kaus yang dibawa Asyik tersebut tak lebih dari pesan politik dari partai pengusung yang akan memunculkan berbagai penafsiran dan bahkan, pro dan kontra. Salah satunya dapat ditafsirkan, kata Asep, bahwa kaus tersebut merupakan pesan dari partai koalisi pengusung Asyik terkait target politik mereka pada tahun politik 2018 dan 2019.

“Pilkada dan Pilpres tentu sangat erat kaitannya. Pasti muncul pro dan kontra, ada yang mengatakan kurang pas karena ini katanya kan Pilgub, tapi ada juga yang menganggapnya wajar karena bagian dari demokrasi,” ungkap Asep.

Dia hanya berharap, semua pihak bersikap dewasa dalam menyikapi persoalan kaus “2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden” dan tidak mengedepankan sisi emosi. Sebab dalam demokrasi, semua pihak harus selalu siap menghadapi perbedaan.

Asep juga menilai aksi Astyik di panggung debat publik justru bisa memberikan keuntungan tersendiri bagi paslon yang diusung oleh Partai Gerindra, PKS dan PAN tersebut. Elektabilitas Asyik selama ini berada jauh di bawah paslon nomor urut 4, Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

Tapi aksi membentangkan kaus tersebut bukan tak mungkin membuat Asyik bakal mendapat lebih banyak dukungan, terutama dari masyarakat yang di Pilgub Jabar 2018 masih belum menentukan pilihannya atau swing voters dan selama ini menginginkan perubahan di pemerintahan pusat.

Swing voters di Pilgub Jabar masih cukup tinggi. Di sini diperlukan peran aktif dan efektif dari mesin politik. Kalau lihat dari pengalaman di 2008 dan 2013, saya melihat PKS ini cukup efektif. Bukan tidak mungkin itu bakal terjadi lagi di Pilgub sekarang walaupun secara elektabilitas berdasarkan beberapa survei (Asyik) masih ada di bawah paslon lain,” tandas Asep.

Seperti diketahui, aksi paslon Asyik pada sesi penutupan debat publik putaran kedua Pilgub Jabar 2018 di Kampus Universitas Indonesia (UI), Kota Depok, Senin (14/5/2018) lalu, menuai pro dan kontra. Kala itu, saat itu Sudrajat menyampaikan kalimat penutup yang diiringi aksi Ahmad Syaikhu membawa kaos bertuliskan “2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden”.

Aksi Asyik kemudian direspons Bawaslu dengan keputusan memberi rekomendasi kepada KPU Jabar untuk menjatuhkan sanksi kepada paslon Asyik. Asep hanya berharap persoalan ini segera selesai dan menghasilkan keputusan yang dapat diterima semua pihak sehingga proses politik jelang Pilgub Jabar 2018 tidak sampai menimbulkan kegaduhan.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut