Pascatanah Bergerak, Anak-Anak Kampung Cirangkong Purwakarta Trauma

PURWAKARTA, iNews.id - Anak-anak di Kampung Cirangkong, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, mengalami trauma akibat bencana tanah bergerak yang terjadi pada 6 Februari 2021. Mereka yang tinggal di posko pengungsian sejak bencana alam terjadi memerlukan penanganan khusus dari instansi terkait.
Wakil Ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini, yang sempat melihat kondisi langsung anak-anak di posko pengungsian mengaku prihatin. Anak-anak di Kampung Cirangkong tersebut perlu penanganan khusus. Karena mereka telah menyaksikan secara langsung bagaimana situasi dan kondisi di saat terjadi bencana tanah bergerak. Sehingga hal itu berpengaruh besar terhadap mental anak dan ditambah dari dampak kepanikan orang tua begitu kehilangan tempat tinggal.
"Kondisi psikologis mereka perlu segera dipulihkan melalui program trauma healing. Kami pun menyaksikan langsung kondisi anak-anak dan kami sangat prihatin. Kami meminta pemkab atau provinsi untuk ikut melakukan penanganan berupa trauma healing," kata Neng kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (2/3/2021).
Menurutnya, trauma healing tidak bisa hanya sekali, namun harus berkali-kali. Minimal dilakukan penanganan psikologis dua hari sekali. "Anak-anak di Cirangkong, cerdas-cerdas. Jangan sampai kecerdasan mereka terganggu gegara trauma bencana," ujar dia.
Di bagian lain, KPAI Purwakarta mendata, sebanyak 20 anak di Kampung Cirangkong Saat ini sedang menjalani trauma healing. Mereka merupakan anak yang terdampak secara langsung dari bencana tanah bergerak.
"Kami melakukan trauma healing di sekitar posko pengungsian. Sejauh ini upaya yang dilakukan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Anak-anak secara mental terlihat senang dan bahagia. Biar pun lagi terkena musibah hak mereka untuk mendapatkan penghidupan yang layak masih terakomodasi," kata Komisioner Bidang Pengaduan Pelayanan dan Advokasi KPAI Purwakarta, Dandi Pria Kusumah.
Diketahui, bencana tanah bergerak di Kampung Cirangkong terjadi pada Sabtu 6 Februari 2021 lalu. Berdasarkan data Pemerintah Desa Pasangrahan, jumlah rumah rusak mencapai 120 rumah, yang sebelumnya hanya 116 rumah. Dari jumlah itu, 79 rusak berat rata dengan tanah, sisanya 41 rusak ringan. Semua rumah yang terdampak bencana alam ini sudah dilarang untuk ditempati menyusul pergerakan tanah terus terjadi.
Selain itu, sebanyak 532 warga yang menjadi korban bencana tanah bergerak. Dari jumlah sebanyak itu, terdapat 53 balita, 31 lansia dan 4 ibu hamil.
Editor: Asep Supiandi