get app
inews
Aa Text
Read Next : Kekeringan Mulai Terjang Cirebon, Ratusan Hektare Sawah Reta-retak Tak Teraliri Air

Pantura Jabar Diprediksi Paling Rawan Kekeringan, Produksi Pangan Bakal Terdampak 

Rabu, 14 Juni 2023 - 15:00:00 WIB
Pantura Jabar Diprediksi Paling Rawan Kekeringan, Produksi Pangan Bakal Terdampak 
Pantura diprediksi jadi daerah paling parah terdampak El Nino di Jabar. Ribuan hektare lahan pertanian bakal mengalami kekeringan. (Foto: Ilustrasi)

BANDUNG, iNews.id - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Jawa Barat memastikan, seluruh wilayah Jabar akan merasakan dampak El Nino. Kondisi tersebut juga akan berimbas pada capaian produksi pangan. 

Apalagi, kekeringan yang terjadi diprediksi baru berakhir Januari 2024. Adapun daerah paling rawan kekeringan berada di kawasan pantai utara (pantura) Jabar seperti Indramayu dan Karawang. Indramayu misalnya, luas lahan pertaniannya mencapai 230.000 hektare.

"Mayoritas sawah (kekeringan di Indramayu). Kemudian Karawang, jadi memang kita fokus di daerah pantura yang merupakan daerah rawan kekeringan," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan DTPH Jabar, Yanti Hidayatun Zakiyah dalam acara Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (14/6/2023).

Yanti mengungkapkan, berdasarkan data 10 tahun terakhir, lahan pertanian yang mengalami kekeringan akibat El Nino di Jabar rata-rata seluas 32.000 hektare. Adapun kondisi paling parah terjadi pada tahun 2015 dan 2019 di mana kekeringan melanda sekitar 95.000 hektare lahan pertanian. 

"Tetapi rata-rata selama 10 tahun terakhir di 32.000 hektare lahan yang mengalami kekeringan di Jabar akibat El Nino," kata Yanti.

Menurut Yanti, kekeringan bakal berdampak pada ketahanan pangan di Jabar. Maka dari itu, pihaknya sudah menerjunkan tim untuk memantau dampak kekeringan di berbagai wilayah, khususnya daerah lumbung pangan.


Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk mempercepat waktu tanam selama curah hujan masih turun. Lalu, beralih tanam dengan varietas tanaman yang tahan kekeringan seperti kacang-kacangan dan umbi-umbian.

"Pertama kita melakukan percepatan tanam. Jadi sebetulnya sekarang ini masih (bisa menanam) karena ada sisa-sisa hujan. Jadi dilakukan percepatan tanam, kemudian yang kedua menggunakan varietas tahan kekeringan dan berumur pendek antara 85-95 hari seleperti kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan umbi-umbian," tuturnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, M Arifin Soendjayana memastikan, stok kebutuhan pangan di 27 kabupaten/kota di Jabar dalam kondisi aman untuk menghadapi dampak dari El Nino.

"Ada cadangan daerah, provinsi punya 1.400 ton beras, jadi bisa digelontorkan. Kalau dari satu kabupaten/kota itu defisit, kita moving saja dari satu kabupaten dan kota lain," ujar Arifin. 


Pihaknya pun terus memantau kebutuhan pangan di 27 kabupaten/kota melalui Sistem Informasi Pengawasan Pangan dan Gizi (Simawas Pagi). 

"Nanti akan kelihatan daerah mana saja, misalnya dari sisi 11 komoditi itu, akan kelihatan kabupaten/kota mana saja yang hijau, kuning, dan merah," katanya. 

Selain ketersediaan, Arifin juga memastikan fluktuasi harga dari produsen ke konsumen tidak terlalu ekstrem.

"Pemprov sudah melakukan antisipasi keterjangkauan dari sisi harga, bisa diantisipasi. Tak hanya DKPP, tapi dari pusat kabupaten/kota," ujar dia. 

Editor: Asep Supiandi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut