Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Museum KAA Belum Terima Kunjungan Masyarakat

BANDUNG, iNews.id - Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, belum menerima kunjungan untuk masyarakat umum. Pasalnya, pandemi Covid-19 belum berakhir.

Kepala MKAA Dahlia Kusuma Dewi mengatakan, gedung bersejarah itu belum dibuka karena mengikuti arahan Satgas Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung yang belum mengeluarkan izin.

Baca Juga

Gubernur Ridwan Kamil Dorong Peneliti dan Mahasiswa Riset Kendaraan Listrik

"Sebenarnya kami masih menunggu arahan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belum mengizinkan. Karena itu, kami masih menutup kunjungan untuk umum. Kalau sudah diberi izin kami akan buka kembali," kata Dahlia, Kamis (8/4/2021).

Meski ditutup untuk kunjungan offline, ujar Dahlia, Museum KAA, tetap memberikan layanan secara daring. Selain itu, Museum KAA menerima kunjungan khusus dengan pembatasan.

Baca Juga

Selain Utang, Ibu di Cipatat Bunuh Diri Diduga karena Cekcok dengan Suami

Dahlia mengemukakan, Museum KAA masih membuka kunjungan jika ada tamu dari negara asing. Sebab, tamu kenegaraan yang datang ke Kota Bandung biasanya berkunjung ke Museum KAA. "Kami masih menerima tapi dengan pembatasan jumlah," ujar dia.

Baca Juga

Komplotan Curas Dibekuk di Cimahi, Pelaku Berprofesi Satpam hingga Anak di Bawah Umur

Dahlia menuturkan, saat ini Museum KAA tengah memperingati 66 tahun Konferensi Asia Afrika pada April ini. Sebanyak 109 bendera bangsa Asia Afrika telah dipasang untuk memperingati hari-hari bersejarah yang berlangsung pada 1955 tersebut.

Pemasangan bendera negara peserta KAA itu dilakukan selama satu bulan atau hingga 30 April mendatang. Dahlia berharap pemasangan bendera itu dapat mengingatkan semangat Dasa Sila Bandung yang lahir saat adanya konferensi itu.

Baca Juga

Polisi Tangkap Preman Kampung Pemalak Teknisi Provider Seluler di Gedebage

"Dengan semua kegiatan Museum KAA ini, kami harap bisa terus melestarikan nilai Dasa Sila Bandung yang lahir sejak 66 tahun silam, dan masih tetap relevan," tutur Dahlia.

Editor: Agus Warsudi