Pak Kapolri, Misteri Pembunuhan Siswi SMK Baranangsiang Bogor, Ayah Korban Menuntut Keadilan
BANDUNG, iNews.id - Misteri kasus pembunuhan terhadap Andriana Yubelia Noven Cahya akrab disapa Noven (17), siswi SMK Baranangsiang Bogor, telah tiga tahun berlalu. Polisi belum berhasil mengungkap kasus pembunuhan sadis itu dan menangkap pelakunya.
Diketahui, korban Noven ditemukan bersimbah darah di jembatan penyeberangan di dekat Terminal Baranangsiang pada Selasa 8 Januari 2019 sore. Saat itu, korban dalam perjalanan pulang ke tempat kos di Jalan Riau.
Siswi kelas III jurusan Desain Busana SMK Baranangsiang itu meninggal akibat tikaman senjata tajam di dada dan punggung yang dilakukan pria tak dikenal. Saat ditemukan, pisau masih menancap sedalam 22 sentimeter (cm) di dada korban. Aksi keji pelaku terekam CCTV di sekitar lokasi kejadian.
MNC Portal Indonesia (MNI) menemui Yohanes Bosco Wijanarko, ayah korban di kediamannya di Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/12/2021). Yohanes Bosco Wijanarko kembali menceritakan dari awal kasus itu terjadi sampai penyelidikan sampai saat ini.
"Pada (Selasa) 8 Januari 2019, sekitar pukul 16.30 WIB, kami mendapat berita dari sekolah SMK Baranangsiang, bahwa Noven dalam keadaan kritis dan harus segera berangkat ke Bogor," kata Yohanes Bosco Wijanarko.
Selanjutnya, Yohanes Bosco Wijanarko, istri Cornelia Lucia, dan adik korban berangkat ke Bogor. Namun keluarga korban hanya sampai Kabupaten Cianjur sekitar pukul 21.30 WIB. Sebelum sampai Cianjur Yohanes menghubungi kakak ipar yang sedang menuju ke Bogor untuk melihat langsung kondisi Noven.
Di perjalanan, Yohanes Bosco Wijanarko diberi tahu bahwa Noven sudah meninggal dunia. Dari situ niat Yohanes, istri Cornelia, dan adik korban, untuk ke Bogor sudah tidak mungkin karena terlalu malam.
Akhirnya keluarga menyerahkan dan melimpahkan pengurusan jenazah Noven ke kakak ipar. Sementara, Yohanes Bosco Wijanarko, istri, dan adik korban di Cianjur.
"Setelah semua urusan, termasuk autopsi dan semuanya selesai, jenazah baru tiba di Cianjur sekitar pukul 05.00 WIB dan disemayamkan di kamar duka, Gedung Santo Yosep, Gereja Santo Petrus Cianjur," ujar Yohanes.
Terkait kondisi jenazah, tutur Yohanes, berdasarkan informasi dan melihat video CCTV, Noven ditusuk menggunakan pisau dan sempat berjalan, terhuyung-huyung. Kemudian, karena sudah tidak kuat akibat sakitnya, terjatuh. Diperkirakan 15-20 menit Noven baru ditemukan oleh orang yang lewat di situ dalam kondisi bersimbah darah.
"Karena darah yang keluar terlalu banyak akhirnya tidak tertolong. Hasil visum dari kepolisian menyatakan bahwa, sudah tidak ada (Noven meninggal) saat dalam perjalanan ke rumah sakit dan pisau masih menancap di dadanya," tutur Yohanes.
Yohanes Bosko Wijanarko mengatakan, banyak sekali kejanggalan dalam proses penyelidikan kasus ini. Dari awal, keluarga percaya kepada aparat kepolisian, tapi sampai sekarang upaya pengungkapan kasus semakin tidak jelas. Tidak ada titik terang.
"Katanya untuk mengungkap kasus Noven minta bantuan dari FBI (Federal Bureau of Investigation). Terus, dari Polsek Bogor timur, semua satuan telah diturunkan, baik polsek, polres, polda jabar, maupun Mabes Polri, Gegana, dan Densus 88. Semua diungkapkan di depan saya," ucap Yohanes.
"Saya memang orang kecil dan saya bodoh. Tapi bagi saya, kasus seperti ini, saya rasa tidak mungkin harus membawa FBI. Kemudian Densus 88, Gegana. Anak saya itu hanya orang kecil, seorang siswi, bukan tokoh, negarawan, atau tokoh politik, sampai harus minta bantuan FBI, itu gak mungkin," ujarnya.
Kejanggalan lain, tutur Yohanes, banyak sekali. Seperti foto-foto di HP saya, istri, dan kakak ipar hilang. Kemudian, waktu dinyatakan bahwa pelaku ditangkap di Jawa Timur, ternyata, Yohanes ke sana tidak ada yang ditangkap.
Kemudian ada berita, Noven ditemukan ada percakapan di Hago, dengan pelaku yang meminta foto tanpa busana gitu. Setelah saya klarifikasi di Polres Kota Bogor, ternyata tidak ada berita seperti itu. Itu berita hoaks.
"Saya tahu tujuan berita itu untuk mempermalukan keluarga agar mundur untuk menuntut pengungkapan kasus ini. Cuman untuk kasus seperti ini, saya tidak akan berhenti. Ini sampai kapan pun, dengan segala usaha, saya tetap mencari keadilan," tutur Yohanes.
Apakah keluarga sempat mencurigai pelaku pembunuhan ini? Yohanes mengatakan, memang ada beberapa yang dicurigai. Tapi di satu sisi, kecurigaan memang hanya sekadar curiga, tidak bisa dibuktikan. Sebab, kasus pembunuhan dengan latar belakang asmara tidak jauh dari orang dekat.
Apakah korban Noven punya musuh di lingkungan sekolah? Yohanes menyatakan, tidak ada. "Dia pernah cerita, waktu Natalan 2018, dia jadian sama pacarnya. Namun, dalam waktu satu minggu juga putus karena si cowok sudah punya cewek. Dia cerita sama adik begitu. Noven juga menunjukkan foto kenalannya ke ibunya. Ni bu kenalan aku. cuman waktu itu belum jadian, cuma kenalan aja," ucap Yohanes.
Ditanya apakah ada ancaman lewat WA media sosial? "Sampai sekarang, HP dan laptop itu di kantor polisi. Karena itu kami tidak tahu percakapan, apakah ada ancaman," ujar dia.
Apa kendala sampai kasus ini sulit pecahkan menurut versi polisi Karena kan CCTV juga lengkap merekam kejadian pembunuha itu? "Jadi 34 saksi sudah dimintai keterangan, hanya 50-60 persen si A ini pelakunya. Polisi masih mencari bukti-bukti yang lain. Saya kurang tahu kenapa polisi kurang tegas dalam mengungkap kasus pembunuhan ini. Kasus pembunuhan ini bukan kasus besar. Ini kan kasus kriminal murni yang seharusnya diungkap," tutur Yohanes.
Editor: Agus Warsudi