Miris, Warga Ciburuy KBB Korban Pembacokan Tak Mampu Bayar Biaya RS

BANDUNG BARAT, iNews.id - Rusmana (40) warga Kampung Sadang RT 01/16, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tertahan dari rumah sakit karena tak mampu membayar biaya pengobatan sebesar Rp29 juta. Biaya itu harus dibayar setelah Rusmana menjalani perawatan sejak Sabtu (2/4/2022) akibat dibacok oleh orang tidak dikenal (OTK).
Peristiwa pembacokan oleh OTK menggunakan golok tersebut terjadi di rumah korban sekitar pukul 02.30 WIB. Namun karena jadi korban penganiayaan, biaya pengobatakan Rusmana tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan, KIS, dan program Masyarakat Miskin (Maskin).
"Korban sebenarnya sudah pengen pulang dari RS Cibabat, tapi karena belum ada uang Rp29 juta untuk biaya administrasi pengobatan, hingga kini masih tertahan," kata Ketua RW 16 Kampung Sadang, Desa Ciburuy, Padalarang, Acep Mulyana (45), Rabu (6/4/2022).
Acep menyatakan, peristiwa tragis yang dialami oleh korban terjadi pada Sabtu (2/4/2022) dini hari saat dia dan istrinya tidur di warung milik mereka yang berada di jalan alternatif penghubung Ciburuy dan Cikamuning. Saat sedang tidur bersama istrinya tiba-tiba datang pelaku yang membawa golok dan langsung menyerang korban.
Korban yang kaget lalu terbangun dan berusaha melawan semampunya. Korban mengalami luka bacokan di bagian kepala dan tangan setelah diserang pelaku. Korban berhasil selamat setelah menjebol dinding kamar mandi yang terbuat dari GRC.
Sementara istrinya lalu membawa Rusmana yang terluka menggunakan motor sambil berteriak meminta tolong. "Saya kebetulan saat itu sedang piket ronda, meihat korban terluka dibonceng oleh istrinya sambil teriak-teriak minta tolong. Korban yang berlumuran darah langsung dibawa ke rumah sakit," ujar Acep.
Acep belum bisa memastikan motif di balik penganiayaan yang dialami Rusmana tersebut. Sebab berdasarkan pengakuan korban dan istrinya, mereka tidak mengenal pelaku. Hanya pelaku sepertinya tidak berniat merampok, karena motor dan barang-barang milik korban tidak ada yang dibawa.
"Pelaku sempat bilang kalau dia tidak butuh barang-barang korban. Dia hanya bilang punya dendam sama korban, tanpa merinci dendam yang dimaksud," tutur Acep.
Saat ini untuk membantu korban yang mendapatkan tujuh jahitan di kepala dan di tangan, pihaknya mencoba mencari bantuan ke berbagai pihak. Bahkan membuka donasi bagi siapapun, agar bisa terkumpul uang untuk menutup biaya rumah sakit karena secara ekonomi korban merupakan keluarga kurang mampu.
"Saya sudah berupaya mencari bantuan ke sejumlah pihak, tapi belum berhasil. Sementara istri korban ingin agar suaminya cepet pulang," ucapnya.
Editor: Agus Warsudi