Miris, Balita Subang Lumpuh akibat Penggumpalan Darah di Otak, Butuh Biaya Operasi

SUBANG, iNews.id - Sungguh miris nasib Reyhan Maulana, balita berusia 4 tahun, warga Dusun Baru, Desa Mulyasari, Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang ini. Reyhan Maulana lumpuh akibat penggumpalan darah di otak dan butuh biaya operasi.
Reyhan mengalami kelumpuhan sejak berusia 3 bulan. Lantaran keterbatasan biaya, balita yang seharusnya dioperasi ini kini hanya terbaring dan tidak dapat bermain dengan teman seusianya.
Sehari-hari, Reyhan hanya digendong oleh Kokom, ibunya. Jangankan untuk biaya operasi, membeli kursi roda khusus untuk Reyhan saja orang tuanya tidak sanggup. Ayahnya hanya bekerja sebagai buruh serabutan.
Walaupun berusia 4 tahun, pertumbuhan Reyhan tidak seperti anak seusianya. Selain lumpuh, Reyhan juga belum bisa berbicara. Bahkan, matanya juga tidak dapat melihat.
"Nya kitu pak nangkarak wae (ya begitu pak, tiduran saja). Tangan teh teu bisa megar, ngepel, heuras (tangan Reyhan tidak bisa terbuka, mengepal terus, kaku). Jadi nganggean acuk teh, sok seusah pak kudu ngadagoan leuleus nyalira (Jadi untuk memakaikan baju sulit menunggu tubuhnya melepas sendiri). Organ-organ tubuh teh heuras, jegeur (organ-organ tubuhnya kaku)," kata Kokom.
Kokom menyatakan, penyakit Reyhan berada di otak. Saat sedang merasakan nyeri, Reyhan kerap kejang dan meneteskan air mata. "Dede (Reyhan) mah kan teu dioperasi. Cuman dikasih obat melalui selang di kepala di Ciereng (RSUD Ciereng Subang)," ujar Kokom, buruh cuci pakaian ini.
Saat ditanya harapannya, Kokom, ibu kandung Reyhan tak kuasa menahan air mata. Dia menangis sesegukan melihat kondisi Reyhan. Dia berharap ada dermawan yang dapat membantu mengobati anaknya itu.
"Ningali budak lumpat teh hate indung teh (melihat anak (orang lain) lari, hati ibu) tersentuh pak. Umur opat tahun teh keur meujeuh-meujeuhna teu daek cicing (Anak umur empat tahun itu saat masa-masanya lincah, tidak mau diam). Hoyong ningal (ingin melihat) dede (Reyhan) normal siga murangkalih (seperti anak-anak) lain. Ceuk dokterna ge nungguan mukjizat ti Gusti Allah (kata dokter menunggu mukijzat Allah SWT). Keajaiban ti Gusti Allah. Mun dede (Reyhan) sabar nya meren, sugan Gusti Allah karunya kitu (Kalau Reyhan sabar, ya mungkin Allah SWT kasihan), tiasa (bisa) jalan," tutu Kokom sambil menahan tangis.
Sementara itu, Ketua RT Samsudin mengatakan, sudah mengajukan permohonan bantuan pengobatan bagi Reyhan, tetapi belum ada respons seusai harapan. Upaya lain juga telah dilakukan, tetapi belum ada tanggapan.
Samsudin menyatakan, Reyhan bersama orang tuanya tinggal di rumah dengan dua kepala keluarga lainnya yang merupakan saudara. "Kalau saya mah manusiawi ya pak. Duh, gimana orang tuanya. Saya aja sedih melihatnya. Apalagi orang tuanya. Pekerjaan orang tuanya kan seadanya. Serabutan dan mengayuh becak. Kadangkala ada yang nyuruh (bekerja), kadang boleh dikatakan gak makan lah. Sedangkan ibunya hanya buruh mencuci pakaian tetangga," kata Samsudin.
Editor: Agus Warsudi