Menengok Kampung Bendera di Cimari Ciamis, HUT Kemerdekaan RI Berkah bagi Warga
CIAMIS, iNews.id - Dusun Ranjirata, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis dikenal sebagai Kampung Bendera. Di desa ini banyak perajin dan pedagang merah putih.
Pantauan di Kampung Bendera, Dusun Ranjirata, Desa Cimari, tampak warga sibuk menjahit bendera. Aktivitas itu telah berlangsung beberapa bulan menjelang HUT ke-78 Kemerdekaan RI. Selain bendera berbagai ukuran dari kecil sampai terbesar, mereka juga memproduksi umbul-umbul.
Bendera buatan warga Dusun Ranjirata, Desa Cimari dipasarkan di seluruh daerah di Jawa Barat, juga Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi berkah tersendiri bagi warga Dusun Ranjirata, Desa Cimahi. Pesananan bendera melonjak 100 persen dan omzet serta keuntungan pun otomatis meningkat.
Kepala Desa Cimari Riky Aryana mengatakan, sejarah Kampung Bendera di Desa Cimari berawal sejak era 1980-an. Saat itu, warga Cimari, Dedi dan Ustiawan, memulai usaha sebagai perajin bendera. Seiring berjalannya waktu, usaha Dedi dan Ustiawan berkembang hingga banyak warga Dusun Ranjirata yang menekuni usaha sebagai perajin dan pedagang bendera.
"Seiring waktu keberadaan para pengrajin bendera tersebut menjadi berkah dan membuka lapangan pekerjaan bagi sebagai besar masyarakat Dusun Ranjirata, Desa Cimari. Puluhan warga menjadi penjahit dan pedagang bendera," kata Kepala Desa Cimari.
Sementara itu, Ita Rosita, perajin bendera mengatakan, HUT Kemerdekaan RI menjadi berkah tersendiri bagi perajin dan warga Desa Cimari. Meningkatnya pesanan bendera dari berbagai kota di Indonesia, memberikan peluang lapangan pekerjaan bagi warga. Mereka dipekerjakan menjahit bendera
"Tahun ini, pesanan bendera melonjak tinggi dibandingkan 2020, 2021, dan 2022. Bahkan omset yang didapat oleh setiap perajin bendera mencapai ratusan juta rupiah," kata Ita Rosita.
Ita Rosita mengaku omzet tahun ini mencapai Rp700 juta-Rp1 miliar. Padahal dulu, waktu awal membuka usaha pembuatan bendera, Ita Rosita hanya mengeluarkan modal Rp2 juta.
"Seiring perjalanan waktu dari tahun ke tahun, saya terus menambah modal usaha karena pesanan dari berbagai daerah terus bertambah. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi, kami memperkerjakan puluhann warga sekitar untuk membantu dalam proses produksi," ujar Ita Rosita.
Proses pengerjaan bendera, tutur Ita Rosita, membutuhkan bahan kain sebanyak 150.000 meter kain. Sementara harga setiap bendera dan umbul-umbul dibandrol mulai dari Rp2.000 hingga Rp120.000 per helai tergantung bentuk dan ukuran.
Editor: Agus Warsudi