Memprihatinkan, Gedung BLK di Lembang KBB Rawan Ambruk
BANDUNG BARAT, iNews.id-Kondisi gedung dan sarana prasarana UPTD Balai Latihan Kerja milik Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bandung Barat (KBB) sangat tidak layak dan memprihatinkan. Tempat pelatihan bagi warga untuk mendapatkan kemampuan produktif itu justru rawan ambruk.
Pasalnya, bangunan yang ada di area UPTD ini merupakan bangunan tua yang sudah lama tidak mendapat sentuhan renovasi.
Pantauan iNwes,id, bangunan yang berada di depan Alun-alun Lembang ini seperti minim perawatan. Bangunannya masih struktur lama dan beberapa di antaranya ada yang sudah rusak. Cat di bagian pagar depannya juga sudah memudar dan kotor.
Dulu bangunan tersebut sempat dimanfaatkan menjadi sekolah menengah kejuruan. Bahkan karena tidak pernah dimanfaatkan, bangunannya juga sempat disulap jadi kantor salah satu ormas sebelum akhirnya pindah.
Dikonfirmasi hal ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, KBB, Hasanudin mengakui jika bangunan UPTD Balai Latihan Kerja Disnaker KBB itu rawan ambruk. Sebenarnya sudah diusulkan agar bangunan itu dikosongkan dan pindah ke tempat yang aman untuk sementara waktu.
"Memang harus diakui bangunan UPTD BLK Lembang sudah tidak layak dipakai, udah mau roboh. Saya udah sarankan untuk pindah ke tempat yang aman dulu," ucapnya, Jumat (10/2/2023).
Menurutnya, banyak tempat yang bisa dimanfaatkan sementara untuk pelatihan para pekerja. Salah satunya bangunan bekas pusat perbelanjaan Giant di kawasan Kota Baru Parahyangan, Padalarang. Di sana sekarang kosong dan bisa dimanfaatkan untuk pelatihan pekerja.
"Saya rasa bangunan itu (Giant) bisa dimanfaatkan, karena yang sekarang di Lembang tidak layak. Kalau ada kejadian apa-apa tidak bertanggung jawab," katanya.
Dia menyebutkan, UPTD BLK Lembang memiliki luas sekitar 3.900 meter persegi. Di tempat tersebut selama ini dilakukan pelatihan seperti menjahit, otomotif, perbengkelan, tata boga, dan tata rias. Tahun lalu yang dilatih ada sebanyak 960 orang, sementara di tahun ini pelatihan kemungkinan hanya dilakukan kepada 100-150 orang.
"Tahun ini anggaran untuk pelatihan berkurang, makanya peserta pelatihan tidak akan sebanyak seperti tahun sebelumnya," ucapnya.
Editor: Asep Supiandi