Melihat Tunarungu Belajar Ngaji Alquran dengan Isyarat di Rumah Tuli Jatiwangi Majalengka
MAJALENGKA, iNews.id - Puluhan penyandang disabilitas tunarungu belajar mengaji di Rumah Tuli Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Senin (27/3/2023). Mereka membaca Alquran menggunakan bahasa isyarat.
Para tunarungu yang belajar mengaji itu berasal dari wilayah Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan (Ciayumajakuning).
Mereka tampak serius mengikuti bimbingan para ustaz di Rumah Tuli Jatiwangi. Karena yang belajar mengaji adalah penyandang tunanetra, suasana tidak seramai pengajian umumnya.
Walau sesekali terdengar suara dari ustaz yang mengajar, suasana pengajian di Rumah Tuli Jatiwangi Cenderung hening.
Namun, jemari anak-anak yang belajar mengaji itu bergerak mengikuti panduan bahasa isyarat sesuai abjad Arab yang tertera dalam kitab suci Alquran.
Bukan hanya anak-anak, banyak juga warga paruh baya dan lanjut usia (lansia) tunarungu yang belajar mengaji di Rumah Tuli Jatiwangi.

Keberadaan Rumah Tuli Jatiwangi ini digagas oleh ustaz Lutfi Ahmad Yani. Sejak 2013 lalu, Rumah Tuli Jatiwangi mengajar para penyandang tunarungu membaca Alquran dan memperoleh ilmu agama dengan bahasa isyarat.
"Para peserta belajar mengaji Alquran dengan bahasa isyarat ini dikirim oleh orang tua setelah tahu dari medsos dan media. Tapi ada juga yang datang dengan kemauan sendiri," kata ustaz Luthfi Ahmad Yani.
Ustaz Luthfi Ahmad Yani menyatakan, Rumah Tuli Jatiwangi ini awalnya didirikan dengan tujuan membantu para tunarungu mendalami agama.
Rumah Tuli Jatingai mulai mengajar mengaji kepada para tunarungu pada 2013. Waktu itu, santri tunarungu yang datang belajar mengaji belum banyak.
Mereka belajar di emperan rumah karena belum ada tempat. "Belajar mengaji setiap ahad (minggu), di situ di emperan," ujar ustaz Luthfi Ahmad Yani.

Seiring berjalannya waktu, tutur ustaz Luthfi Ahmad Yani, jumlah tunarungu yang ingin belajar mengaji Alquran dan mendalami ilmu agama semakin banya.
Akhirnya dibuatlah sebuah tempat di belakang rumah sebagai tempat para penyandang tunarungu belajar mengaji Alquran.
Editor: Agus Warsudi