Masyarakat Nilai Seluruh Cawalkot Tak Mampu Atasi Masalah Kota
BANDUNG, iNews.id - Jelang Pemilihan Wali Kota Bandung (Pilwalkot) Bandung 2018, masyarakat berharap para kandidat calon dapat menyelesaikan minimal lima persoalan prioritas yang harus segera diselesaikan. Namun, hasil survei menunjukkan, seluruh kandidat yang muncul saat ini dinilai tidak mampu mengatasi persoalan di Kota Bandung.
Ketua Lingkar Studi Transformasi Kebijakan (LSTK) Budiana Irmawan mengatakan, survei tersebut dilakukan pada 13-27 November 2017 terhadap 500 responden. Mereka tersebar di 30 kecamatan, 151 kelurahan, 1.567RW, dan 9.733 RT di Kota Bandung. Dari hasil survei diketahui ada lima prioritas yang diinginkan masyarakat untuk segera diselesaikan wali kota dan wakil wali kota Bandung yang terpilih pada 2018 nanti.
“Lima prioritas mendasar itu adalah kemacetan, banjir musiman, ketimpangan ekonomi, pelayanan birokrasi, dan aksesibilitas pendidikan,” kata Budiana saat memaparkan hasil Survei Penilaian Publik Terhadap Performa Kandidat Wali Kota Bandung Periode 2018-2023 di kawasan Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (11/12/2017).
Dia menyebutkan, persoalan kemacetan mendapatkan respons paling tinggi dari hasil survei, yakni mencapai 28 persen. Kemudian di urutan kedua, masalah banjir musiman dengan nilai 21,4 persen. Disusul masalah ketimpangan ekonomi dengan nilai 18,4 persen dan masalah pelayanan birokrasi dengan nilai 16,6 persen. “Aksesibilitas pendidikan menjadi penilaian di urutan kelima dengan nilai 15,6 persen,” ujar dia.
Berdasarkan hasil survei tersebut, masyarakat menilai kemampuan kandidat calon wali kota ternyata tidak mampu mengatasi lima masalah mendasar di Kota Bandung. Dari 500 responden, 45,4 persen menilai tidak mampu. Hanya 20,4 persen yang menyatakan kandidat calon wali kota Bandung mampu menyelesaikannya.
“Ternyata sekarang juga Pemkot Bandung belum bisa menyelasikan masalah mendasar yang menjadi penilaian warga. Karena itu, sebagian besar responden menilai lima persoalan mendasar ini paling besar,” ungkap dia.
Dia menyebutkan, hasil survei menunjukan kandidat tidak menunjukkan kompetensi dan fokus dalam menjelaskan program kerja sebagai kandidat bakal calon wali kota Bandung. Tidak aneh jika publik menilai para kandidat mampu mengatasi prioritas masalah yang terjadi di Bandung.
“Hasil survei ini menggambarkan kandidat hanya mengandalkan popularitas. Sementara publik menginginkan kandidat memiliki kompetensi nyata daripada pencitraan,” ungkap dia.
Editor: Maria Christina