Mangkir dari Panggilan Bareskrim, Panji Gumilang Ngaku Tangan Kirinya Patah
INDRAMAYU, iNews.id - Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun mangkir dari panggilan Bareskrim Polri. Pria yang memiliki nama lain Abu Toto itu mengaku tangan kirinya patah sehingga tidak bisa hadir di Bareskrim Polri.
Namun hari ini, Sabtu (29/7/2023), Panji Gumilang tampak meninjau pintu gerbang Ponpes Al Zaytun. Dia mengenakan kacamata, topi loreng, kemeja hitam bercorak, dan celana biru dongker, serta dasi warna pink.
Pria yang menuai kontroversi dan polemik terkait pernyataan dan kebijakannya dalam mengelola Ponpes Al Zaytun di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu itu, ditemani sejumlah pengawal.
Saat melihat wartawan yang meliput di depan pintu gerbang, Panji menyapa. "Kamu dari TV (stasiun televisi) mana?" tanya Panji Gumilang.
Wartawan pun menjawab pertanyaan itu. Lalu, wartawan menanyakan kabar Panji Gumilang. "Syakh sehat syekh? Sehat?" tanya wartawan.
"Sehat," ujar Panji Gumilang.
"Sakit apa kemarin syekh?" tanya wartawan lagi.
"Ni patah ni. Tangan kiri patah," kata Panji Gumlang sambil menunjuk tangan kirinya.
"Kenapa syekh?" cecar wartawan.
"Patah! Dibilang patah ko kenapa. Ya biasa jatuh," kata Panji Gumilang sambil tersenyum.
Setelah berbincang sebentar dengan wartawan, Panji Gumilang melanjutkan aktivitasnya meninjau pintu gerbang Ponpes Al Zaytun.
Di lokasi, tampak kawat berduri telah terpasang menutupi semua celah menuju Ponpes Al Zaytun. Pagar kawar berduri itu dipasang untuk mengantisipasi unjuk rasa dari Aliansi Santri dan Rakyat Indonesia (ASRI).
Diketahui, Panji Gumilang tidak menghadiri panggilan Bareskrim untuk diperiksa pada Kamis 27 Juli 2023. Sedianya Bareskrim akan meminta keterangan sebagai saksi.
Kepada penyidik Bareskrim, Panji mengirimkan surat sakit dari dokter. Karena pemeriksaan pada Kamis (27/7/2023) batal, Panji kembali dijadwalkan diperiksa pada 1 Agustus 2023.
Sementara itu, massa ASRI berencanamenggelar aksi unjuk rasa di pintu utama Ponpes Al Zaytun, Sabtu (29/7/2023). Namun, dipastikan massa tidak bisa mendekati gerbang Al Zaytun karena selain dijaga ketat polisi, juga mereka dihalangi pagar berduri.
Editor: Agus Warsudi