Mahasiswa dan Pelajar Deklarasi Antihoaks agar Pemilu 2024 Aman dan Lancar

BANDUNG, iNews.id - Pemilu 2024, baik Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden-Wakil Presiden (Pilpres) tak lama lagi digelar. Peran seluruh elemen masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa agar pesta demokrasi itu aman dan lancar sangat penting dan dibutuhkan.
Pelajar dan mahasiswa yang memiliki literasi media lebih baik di atas rata-rata masyarakat umum, diharapkan dapat menangkal hoaks atau berita bohong yang marak tersebar di berbagai platform media sosial (medsos).
Jangan sampai pihak-pihak tak bertanggung jawab leluasa menyebarkan hoaks demi meraih simpati atau suara masyarakat dengan menjatuhkan lawan politik. Hoaks sangat berbahaya karena dapat memicu konflik di masyarakat.
Syamara Naila Fadhillah, mahasiswi semester 7 dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung jurusan Ilmu Komunikasi mengatakan, hoaks marak beredar di media sosial (medsos).
Sementara, sebagian besar pengguna medsos adalah generasi muda. Karena itu, pelajar dan mahasiswa harus ikut berperan untuk menangkal hoaks agar tidak memicu konflik di masyarakat.
"Hoaks adalah hal yang sangat dekat dengan generasi muda. Sebab, tingkat persebaran hoaks di media sosial cukup tinggi. Sedangkan pengguna medsos didominasi generasi muda," kat Nabila Fadhillah yang akrab disapa Nay.
Karena itu, ujar Nay, generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa yang memiliki literasi media lebih baik, harus berperan dalam menangkal hoaks terkait Pemilu 2024 dengan melakukan filtrasi informasi.
"Peran nyata generasi muda terkhusus mahasiswa dalam menangkal hoaks pada Pemilu 2024, pertama lakukan filtrasi informasi yang tersebar di media sosial, kroscek informasi tersebut dari mana, awal mula tersebar, dan dari siapa, dan sebagainya," ujar Nay.
"Dengan selalu melakukan kroscek setiap berita yang tersebar di medsos, kita secara tidak langsung telah menangkal informasi-informasi hoax bagi diri kita sendiri. Yang kedua, berusaha tidak mudah terhasut dengan info, video, atau konten tidak jelas sumbernya, khususnya opini negatif terhadap orang atau kelompok," tutur Nay.
Selain menangkal informasi hoaks bagi diri sendiri, kata Nay, generasi muda harus mengedukasi lingkungan terdekat agar tidak mudah percaya dengan informasi tidak jelas sumbernya dengan cara melakukan verifikasi kebenaran.
"Yang ketiga, mengedukasi sekitar dengan kedua hal di atas yang sederhananya dapat dimulai dari diri sendiri agar masyarakat semakin menyadari bahaya hoaks di media sosial," ucap Nay.
Dengan tiga cara itu, ujar Nay, masyarakat, terutama generasi muda, diharapkan dapat menekan dampak hoaks dan sulit untuk mendoktrin. Sehingga, masyarakat independen dalam menentukan pilihan politik pada Pemilu 2024 tanpa intervensi dari siapa pun dengan cara apa pun termasuk hoaks yang bisa memicu konflik di masyarakat.
Sementara itu di Surabaya, pelajar yang merupakan gen z atau generasi zilenial telah menggelar deklarasi antihoax Pemilu 2024. Seperti yang dilaksanakan para pelajar di Sekolah Keberbakatan Muhammadiyah Boarding Area Sport Art and Sains SMA Muhammadiyah 10 Surabaya (SMAMX).
Hadir dalam kegiatan itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Riandy Prawita, Direktur MBA Spartans Ir Sudarusman, perwakilan wali murid, serta siswa undangan dari sekolah negeri maupun swasta lainnya.
Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya Alfianur Rizal RRA MPd mengatakan, dalam kegiatan pelantikan Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Hizbul Wathan periode 2023-2024 dilaksanakan juga orasi ilmiah dari Ketua Umum PP IPM yang membahas tentang pemilu damai, antihoaks dan ujaran kebencian untuk pemilih pemula, yakni pelajar.
"Tujuan deklarasi tersebut yakni memberikan wawasan kepada pemilih pemula utamanya para pelajar diruang lingkup SMAMX untuk turut menyemarakkan pesta demokrasi di tahun 2024, terutama di pemilihan presiden," kata Waka Kesiswaan SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, dikutip dari laman web Kominfo Provinsi Jatim, Selasa (5/12/2023).
Sekretaris MPK SDI PDM Surabaya ini menyatakan, dengan deklarasi tersebut diharapkan para pelajar mendapatkan wawasan untuk mengikuti pesta demokrasi dengan iklim sejuk, tidak mudah terprovokasi oleh hoaks, dan ujaran kebencian. Apalagi pelajar sangat dekat dengan media sosial (medsos), sehingga akan lebih berhati-hati dalam memilih informasi.
"Para pelajar, pemilih pemula dengan jumlah cukup banyak pada Pemilu 2024 sehingga sangat penting bagi kami untuk mengedukasi para siswa agar berhati-hati dalam menerima informasi di medsos," ujar Alfianur Rizal.
Editor: Agus Warsudi