get app
inews
Aa Text
Read Next : Kasus Pengeroyokan 3 Mahasiswa UIN SGD Bandung Berakhir Damai

Lawan Kekerasan Seksual, Atalia Praratya: Korban Harus Berani Melapor dan Punya Proteksi Diri 

Selasa, 27 September 2022 - 16:34:00 WIB
Lawan Kekerasan Seksual, Atalia Praratya: Korban Harus Berani Melapor dan Punya Proteksi Diri 
Atalia Praratya, istri Gubernur Jabar, berdialog dengan mahasiswa baru UBK dalam talkshow Anti Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi di UBK, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (27/9/2022). (FOTO: AGUNG BAKTI SARASA)

BANDUNG, iNews.id - Maraknya tindak kekerasan seksual menjadi perhatian Atalia Praratya, istri Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Sebab, kekerasan seksual bukan hanya terjadi di masyarakat umum, tetapi juga kerap di dalam rumah dan institusi pendidikan.

Atalia Praratya mengatakan, akhir-akhir ini, kekerasan seksual sering terjadi di sekolah, pesantren, bahkan lembaga keagamaan, tak terkecuali di lingkungan kampus.

Kasus yang muncul ke permukan, kata Atalia Praratya, karena mereka yang menjadi korban berani melapor. Perempuan yang akrab disapa Bu Cinta itu mengaku sulit membayangkan berapa banyak yang tidak melapor. Sebab data terkait tindakan kekerasan seksual sudah cukup tinggi.

"Jadi kasus-kasus kekerasan seperti di kampus itu tidak saja dilakukan oleh teman, pacar, atau bisa jadi dilakukan oleh orang-orang yang dianggap lebih superior, seperti dosen bahkan rektor," kata Atalia usai mengisi talkshow bertajuk Anti Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi di Universitas Bhakti Kencana (UBK), Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (27/9/2022).

Untuk melawan segala bentuk kekerasan seksual, ujar Atalia, pentingnya proteksi diri mengingat kekerasan seksual tidak hanya menyasar perempuan, namun laki-laki pun bisa menjadi korban.

"Mereka harus mampu melindungi diri, dengan cara mereka punya modal keberanian untuk melapor. Itu saja sudah penting. Atau mereka sedikit punya ilmu bela diri supaya minimal bisa memproteksi dirinya sendiri," ujar Atalia Praratya.

Kemudian, tutur Atalia yang akrab disapa Bu Cinta ini, faktor lingkungan juga menjadi penentu pencegahan tidak kekerasan seksual mengingat beberapa kasus kekerasan seksual saat dilaporkan dinilai bukan kekerasan seksual, bahkan malah dianggapnya sebagai candaan. 

Atalia menegaskan, tidak boleh lagi ada istilah bercanda untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindak kekerasan seksual. Sekedar colek mencolek atau lewat verbal juga tidak diperbolehkan.

"Maka memang penting sekali untuk diberikan pemahaman kepada masyarakat terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan," tutur Bu Cinta.

Sementara itu, Rektor UBK Entris Sutrisno mengatakan, kampusnya sangat concern dengan tindak kekerasan seksual. Bahkan, UBK memiliki lembaga ad hoc untuk menangani kasus kekerasan seksual.

Untuk semakin mendukung pencegahan dan perlawanan terhadap kekerasan seksual, UBK juga membuka layanan hotline di situs kampus.

"Barangkali ada mahasiswa yang memang merasa dirinya terancam atau terganggu bisa mengadukan ke hotline kami dan itu yang masuk rahasianya dijamin," kata Entris.

Kendati demikian, pihaknya bersyukur hingga saat ini belum ada kejadian kekerasan seksual di kampunya. Tak hanya itu, Prodi Psikologi UBK juga turut dilibatkan dengan membuka konsultasi. "Mudah-mudahan tidak ada (kekerasan seksual)" ujarnya.

Seusai mengisi pembekalan, Atalia bersama Rektor UBK dan civitas akademika UBK bersama-sama membacakan Deklarasi Anti Kekerasan Seksual, Narkotika dan Korupsi dilanjutkan penandatanganan spanduk antikekerasan seksual.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut