Lapas Kelas IIB Indramayu Dirazia, Benda Ini yang Ditemukan Petugas

INDRAMAYU, iNews.id - Tim Satuan Operasional Kepatuhan Internal (Satopspatnal) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan merazia Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas IIB Indramayu. Seluruh ruangan yang dihuni warga binaan pemasyarakatan (WBP) dan area sekitarnya tak luput dari penggeledahan.

Direktur Bina Keamanan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyrakatan, Abdul Aris mengatakan, razia itu dilakukan sebagai bentuk komitmen dan dukungan penuh kepada aparat penegak hukum (APH) dalam melaksanakan pencegahan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkotika (P4GN) di Wilayah Indramayu.

Baca Juga

Keunikan Sepatu Lokal Asal Bandung yang Terinspirasi Tahun Kelinci, Ini Maknanya! 

Selain itu, lanjut Abdul Aris, kegiatan tersebut juga dalam rangka membantu Lapas Indramayu untuk deteksi dini agar tidak terjadi gangguan keamanan dan ketertiban serta melaksanakan pembinaan menyeluruh kepada seluruh petugas Lapas Indramayu agar tidak melibatkan diri pada hal-hal yang dapat mengganggu kondusifitas Lapas.

"Kami telah mengerahkan 21 personel dalam melaksanakan giat deteksi dini dan penggeledahan badan, barang, serta kamar hunian juga area perkantoran Lapas Indramayu," kata dia, kepada iNews.id, Jumat (27/1/2023).

Baca Juga

Pada 2022, 8.135 Perempuan di Kabupaten Bandung Jadi Janda

Sementara itu, Kepala Lapas kelas IIB Indramayu, Beni Hidayat, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Tim Satopspatnal yang telah melaksanakan kegiatan deteksi dini guna mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban serta berkomitmen untuk melaksanakan P4GN di Lapas Indramayu.

Baca Juga

Konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diperpanjang Jadi 80 Tahun, Luhut: Sudah Berjalan

“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini tetap bisa dilaksanakan secara berkesinambungan untuk mencegah gangguan keamanan di dalam lapas dan mencegah peredaran gelap narkotika," ujar Beni.

Adapun hasil razia yang dilakukan, petugas menemukan benda-benda berupa alat kebersihan dan alat pertanian milik lapas yang penempatannya dianggap kurang memenuhi standar pengamanan.

Editor: Asep Supiandi