Langka di Pasar Tradisional Majalengka, Minyak Goreng Banyak Dijual di Medsos
MAJALENGKA, iNews.id - Kelangkaan minyak goreng (migor) di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, masih terus berlanjut. Di sisi lain, banyak warga yang mendadak beralih berprofesi sebagai pedagang migor dadakan di media sosial (medsos).
Sampai dengan Minggu (12/2/2022), tidak sedikit warga yang mengeluh susah mencari migor. Tidak hanya di mini market, sejumlah warga pun mengaku sulit mencari migor di pasar tradisional.
"Di Alfa dan Indomaret susah, di pasar juga susah. Jadi bingung, mau nyari di mana," kata salah seorang pedagang, Hasan.
Di sisi lain, dalam beberapa pekan terakhir muncul pedagang migor dadakan di medsos. Namun, banyak para pedagang dadakan itu tidak merinci besaran harga migor dadakannya secara rinci.
Penelusuran MPI di Grup Pecinta Kuliner Majalengka di Facebook, tidak sedikit warganet yang hanya menyebutkan merk migor tanpa dilengkapi dengan harga. Dalam unggahannya, sebagian dari mereka meminta warganet inbox, untuk detail migor yang ditawarkannya itu.
"Tropical redy senin yah.. redy insya allah 100 krat.. yg mau mangga di inbox yah.. stok terbatas soalnya..
Saya order 300 krat cuman di kasih 100 krat," demikian salah satu unggahan warganet menawarkan migor lewat Grup Pecinta Kuliner si medsos Facebook.
Maraknya unggahan yang menawarkan migor di medsos itu, ditanggapi beragam oleh warganet. Tidak sedikit warganet yang merasa heran, karena di toko tidak ada, tetapi banyak yang menjual di medsos.
"SATGAS pantau peredaran minyak. Naha di toko klontong, semi grosir, pasar, minimarket karosong, tp di group mah sing belesat kartonan, jeung jual di luhur HET.?????????? (Kenapa di toko klentong, semi grosir, minimarket kosong, tapi di grup mah banyak kartonnan, dan dijual di atas HET)," tulis akun Ahsan alfatih dengan menyertakan tagar merasa heran.
Unggahan Ahsan di Grup Pecinta Kuliner itu diamini banyak warganet. Bahkan salah satu warganet, meminta pihak berwajib untuk turun ke lapangan. "Polres mana Polre," tulis akun Anggi.
"Nu jualan minyak edisi baleunghar.....Aya aturan nu jual online sakilo hrga 22 rb...ruarrrrr binasa.... (Yang jual Minyak edisi kaya raya. Ada yang jual online 1 kilo gram harga 22 ribu. Luaaar binasa)," tulis akun Denal, dengan nada satir.
Ramainya warga yang mengaku susah cari minyak juga menjadi ditanggapi candaan oleh sebagian warganet. "Minyak goreNg bae ge Mani rame Komo mun miNyak Alus. (Minyak jelek aja sampai ramai. Apalagi minyak bagus)," tulis akun Dizz. Dalam bahasa Sunda, Goreng memiliki arti Jelek.
Sementara, sebelumnya Polres Majalengka menegaskan akan menindak pihak yang kedapatan melakukan penimbunan minyak goreng.
Editor: Asep Supiandi