get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif Jakarta Cirebon yang Lebih Cepat dari Tol Cipali, Nomor 2 Banyak Rest Area Murah!

Kronologi Peti Jenazah Pasien Covid-19 di Cirebon Dibuka Paksa, Kades: Keluarga Emosi

Selasa, 06 Oktober 2020 - 13:54:00 WIB
Kronologi Peti Jenazah Pasien Covid-19 di Cirebon Dibuka Paksa, Kades: Keluarga Emosi
Kepala Desa Astana Gunung Jati Nuril Anwar memberikan keterangan kepada wartawan, Selasa (6/10/2020). (Foto: iNews/Toiskandar)

CIREBON, iNews.id – Aksi warga Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang membuka paksa peti jenazah pasien Covid-19 saat hendak dimakamkan, viral di media sosial. Keluarga meyakini jenazah belum disucikan sementara pihak RSD Gunung Jati memastikan sudah melakukan pemulasaran sesuai protokol kesehatan.

Kepala Desa (Kades) Astana Nuril Anwar mengatakan, keluarga meyakini ada kelalaian Satgas Penanganan Covid-19 dan RSD Gunung Jati Cirebon dalam proses pemulasaraan jenazah. Kelalaian tersebut diindikasikan dari tidak adanya kordinasi tim satuan tugas dan rumah sakit perihal relawan pemakaman. Pihak keluarga hanya menerima jenazah yang sudah berada di dalam peti dari pihak sopir.

“Jenazah itu katanya positif Covid-19. Cuma permasalahannya, pas datangnya jenazah bersama sopir ambulans saja. Jadi pengertian kami, kalau standar penguburan jenazah pasien Covid-19 ada tim dari rumah sakit, pengubur,” kata Nuril Anwar, Selasa (10/6//2020).

Nuril mengatakan, karena yang mengantar jenazah cuma sopir ambulans saja, keluarga pun bingung siapa yang akan menggotong jenazah dari ambulans ke makam. Akhirnya keluarga pasien mendekat ke ambulans tersebut karena jenazah akan digotong.

Pihak keluarga yang mencurigai ada kelalaian tim dari satuan tugas dan rumah sakit akhirnya memberanikan diri membuka peti jenazah. Mereka pun kaget menemukan jenazah masih menggunakan pakaian yang dipakai saat perawatan selama empat hari, tidak dibungkus kain kafan. Pasien juga masih memakai pembalut.

“Mereka merasa ada yang aneh ini. Akhirnya karena sudah emosi, keluarga juga membuka peti tersebut. Ternyata dilihat masih memakai pampers dan baju. Jadi, jenazah dianggap keluarga itu belum suci, belum sempurna,” katanya.

Dari kondisi jenazah itu, keluarga dan warga kecewa. Mereka meyakini jenazah yang meninggal setelah menjalani perawatan selama empat hari di RSD Gunung Jati belum disucikan dan dimandikan oleh petugas pemulasaraan jenazah Covid-19 Kabupaten Cirebon dan pihak RSD Gunung Jati.

Meski mengundang risiko penularan yang sangat tinggi, keluarga akhirnya memutuskan untuk memandikan dan menguburkan jenazah sesuai dengan Syariat Islam.

“Mereka emosi dan akhirnya memaksa untuk menyucikan jenazah di rumah,” kata Nuril Anwar.

Selain itu juga, sampai dengan saat ini, pihak keluarga dan perangkat Desa Astana Gunung Jati belum menerima kabar perihal akan dilakukan tes swab massal terhadap keluarga ataupun warga yang berkontak langsung dengan jenazah terpapar Covid-19.

Sementara Direktur RSD Gunung Jati, Ismail Jamaludin sebelumnya mengaku pihak rumah sakit sudah melakukan koordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, untuk proses pemakaman. Sebab, pihak rumah sakit hanya bertugas mengantarkan jenazah dan tugas penguburan sesuai protokol kesehatan diserahkan kepada aparat desa atau gugus tugas setempat.

“Kami sudah melalukan pemulasaran sesuai dengan protokol kesehatan, apalagi dalam kondisi tertentu diperbolehkan,” ujarnya.

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut