get app
inews
Aa Text
Read Next : Bandung Zoo Ditutup Sebulan, Pegawai Menjerit dan Desak Pemerintah Turun Tangan

Kreatif, Warga Bandung Ciptakan Filter Udara Anticovid dan Baju Vitamin D

Selasa, 13 Juli 2021 - 08:46:00 WIB
Kreatif, Warga Bandung Ciptakan Filter Udara Anticovid dan Baju Vitamin D
Simon Sanjaya menunjukkan alat filter atau pemurni udara anticovid-19. (Foto: iNews/Ervan David)

BANDUNG, iNews.id - Pandemi Covid-19 memacu Simon Sanjaya berpikir keras untuk memberikan kontribusi yang bisa diberikan kepada masyarakat dalam melawan virus Corona. Berbekal pengetahuan tekniknya, Simon, warga Kelurahan Rajawali, Kota Bandung, ini berhasil menciptakan filter udara anticovid dan baju vitamin D untuk memperkuat imun tubuh.

Karya Simon itu dibuat di LKP Sanjaya, sebuah lembaga kursus milik Yayasan Simon Sanjaya yang memberikan pelatihan, pencegahan kebakaran, bahasa Inggris, agri bisnis, menjahit, melukis, pembukuan dan pajak, bimbingan belajar, paket B dan C.

Alat filter atau pemurni udara anticovid dibuat Simon dengan menggunakan lampu ultra violet. Simon mengklaim alat itu dapat membersihkan 2,5 meter kubik udara per menit. "Di alat ini dipasang hepa filter yang mampu menyedot virus Covid-19 berukuran 0,14 mikron," kata Simon, Selasa (13/7/2021).

Selain alat filter udara anticovid, Simon juga membuat baju vitamin D dengan desain bagian punggung dan dada terbuka. Dengan baju ini, kulit tubuh bisa menyerap cahaya matahari. 

"Ide membuat filter udara anticovid dan baju vitamin D ini muncul karena prihatin setelah banyak masyarakat Kota Bandung yang terpapar Covid-19," ujarnya.

Menurut Simon, filter udara bisa ditempatkan di dalam ruang isolasi perawatan pasien Covid-19. Sehingga udara di dalam ruangan bersih dari segala macam virus, termasuk Corona. Dengan begitu upaya penyembuhan pasien Covid-19 bisa lebih cepat dilakukan.

"Alat ini dapat membunuh bakteri dan virus, termasuk Corona. Sehingga menjadikan udara steril. Bahkan bisa mengusir nyamuk dan menghilangkan bau tidak sedap. Keluar udara dalam ruangan udah steril dan segar seperti di pegunungan," tutur Simon.

Simon menuturkan, kualitas alat filter udara anticovid menjadikan ruangan biasa sekelas dengan ruang isolasi dan operasi di rumah sakit. "Jadi kalau vaksinasi keteteran, ya bisa pakain ini sementara untuk mengendalikan Covid-19," ucapnya.

Simon menyatakan, awalnya alat ini dibuat pada 2015 silam. Saat itu, istri Simon mengeluh tentang sampah yang mengeluarkan bau tidak sedap dan banyak bakteri. Akhirnya Simon membuat alat filter udara dengan kapasitas 10 meter kubik per menit.

Saat pandemi Covid-19, Simon mengubah alat filter menjadi penyaring udara anticovid dengan kapasitas 2,5 meter kubik udara per menit. "Radius alat ini dapat membersihkan udara dalam jangkauan 10 meter," ujar Simon.

Filter udara anticovid dicoba saat Simon menikahkan putrinya di sebuah gedung. Simon memasang empat unit alat pemurni udara antivirus tersebut di lokasi resepsi pernikahan. Saat itu hadir 190 undangan, termasuk tiga kerabat dari Jakarta yang belakangan diketahui terkonfirmasi positif Covid-19.

"Saya sempat khawatir. Saya pantau para undangan lain. Ternyata, setelah dua minggu, tidak ada yang positif. Virus yang dikeluarkan tiga orang itu tidak menular disebabkan oleh alat ini," tuturnya.

Untuk membuat alat ini, Simon membutuhkan waktu tiga hari. Hari pertama mengelas bahan-bahan. Kemudian hari kedua pengecatan dan ketiga perakitan. Kendala yang dihadapi saat ini pemasaran.

Sampai sekarang baru terjual enam unit. Dua unit ke klinik dan sisanya ke rumah tangga yang sedang isolasi mandiri. Dalam keluarga itu, ayah dan ibu positif Covid-19 sehingga anak khawatir tertular. 

"Dengan alat ini, upaya penyebuhan bisa lebih cepat. Orang positif Covid-19 saat batuk dan bicara mengeluarkan virus. Kemudian dia bernapas, virusnya terhirup lagi. Sehingga terjadi reinfeksi, jadi susah sembuh. Kalau ada alat filter udara anticovid, virus tersebut bisa mati sehingga udara yang dihirup bersih," ucap Simon.

Selain filter udara anticovid dan baju vitamin D, tutur Simon, Yayasan Simon Sanjaya juga membuat alat pengolah air hujan menjadi air minum. Dengan alat ini, semua bakteri yang terkandung dalam air hujan dapat musnah. 

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut