get app
inews
Aa Text
Read Next : Pemuda Ngamprah KBB Sukses Berkat Old Sundanese Snack, Omzet Ratusan Juta per Bulan

Kisah SMP di Lembang KBB Ditinggalkan Murid, Kini Maju dengan Pembelajaran Kontekstual

Selasa, 17 Januari 2023 - 12:10:00 WIB
Kisah SMP di Lembang KBB Ditinggalkan Murid, Kini Maju dengan Pembelajaran Kontekstual
Murid SMP Prawira semangat belajar. (FOTO: ISTIMEWA)

BANDUNG BARAT, iNews.id - Tak sedikit lembaga pendidikan swasta yang ditinggalkan murid akibat tantangan pembelajaran yang semakin kompleks dan persoalan lain. Akibatnya, sekolah tersebut seperti hidup segan, mati tak mau.

Seperti yang dialami SMP Prawira di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). SMP ini sempat ditinggalkan murid karena berbagai alasan. 

Akhirnya, Kampus Pemimpin Merdeka (KPM) memutuskan untuk mendampingi SMP Prawira pada 2021. Sekolah ini dipilih karena mengalami jumlah penurunan murid dari tahun ke tahun. 

Penurunan jumlah murid tersebut terjadi, salah satunya akibat rendahnya kesadaran orang tua murid akan pentingnya pendidikan.

“Masalah di sini kompleks, baik anak-anak maupun orang tua, merasa sekolah tidak dibutuhkan. Pendaftar sedikit. Yang sudah jadi murid banyak yang bolos. Di tengah jalan banyak murid mengundurkan diri dan orang tua meminta mereka menikah muda,” kata Ketua KPM Rizqy Rahmat Hani.

Tak hanya itu, perjalanan dari rumah ke sekolah cukup menantang. Tidak ada angkutan umum. Anak-anak harus jalan kaki di jalanan menanjak, melewati hutan bambu. Perjalanan hampir satu jam. 

Rizqy menyatakan, banyak guru SMP Prawira yang mengambil sampingan mengajar di tempat lain karena statusnya tidak full time. Pembelajaran sering kali hanya dengan pemberian tugas. Tingkat turnover guru pun sangat tinggi.

Dengan pendampingan selama setahun lebih, sekolah di bawah naungan Yayasan Pendidikan Achmad Prawiradikusumah tersebut akhirnya berubah total. 

"Proses pembelajaran berlangsung merdeka hingga terjadi peningkatan murid pendaftar pada masa tahun ajaran 2022-2023 mencapai 1,5 persen," ujar Rizqy.

Guru SMP Prawira Ade Fajar mengatakan, KPM membantu menyelesaikan masalah internal maupun eksternal. Permasalahan internal seperti manajemen kepegawaian dibantu agar bisa efektif dan efisien. 

Guru mendapatkan status full time sehingga bisa fokus mengajar murid di SMP tersebut. Komunikasi sekolah dengan yayasan juga mulai dibangun dengan baik.

Untuk permasalahan eksternal, SMP Prawira didampingi oleh yayasan dan KPM mengadakan sesi-sesi parenting. Sesi tersebut mendorong kesadaran orang tua murid mengenai pentingnya belajar dan sekolah.

“Pembelajaran juga berubah. Banyak mentoring dari KPM yang diterima guru-guru SMP Prawira. Guru saat ini tidak lagi fokus ke pembelajaran yang mengejar ketuntasan materi tapi peningkatan kompetensi,” kata Ade Fajar.

Pascadidampingi KPM, guru SMP Prawira mulai berdaya dengan ide-idenya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Misalnya ide pembelajaran dengan berkebun. 

Ide ini tercetus karena banyak orang tua murid berprofesi sebagai petani perkebunan dan ada lahan luas milik sekolah yang bisa dimanfaatkan.

“Salah satu yang dikembangkan KPM, bagaimana agar pembelajaran kontekstual. Memberdayakan sumber daya yang ada dan lebih bermanfaat untuk sekitar," ujar Ade Fajar.

"Yang menjadi kelebihan adalah (SMP Prawira) punya lahan luas dan banyak yang kosong. Kami juga ada guru yang paham kalau tanah di Lembang subur dan bisa ditanami apa saja,” tutur dia.

Dalam pembelajaran berkebun, kata Ade Fajar, murid tidak hanya bertugas menanam dan menyiram tanaman. Murid diajak untuk belajar mengamati lebih dalam, seperti mencari permasalahan yang ada di kebun hingga mencari solusinya.

Tidak hanya berkebun, setiap guru SMP Prawira melakukan inovasi dalam pembelajaran. Inovasi tersebut didasari dengan karakteristik murid.

“Sekolah yang bagus tidak hanya dilihat dari bagus tidaknya gedung atau banyaknya fasilitas, tapi bagaimana sekolah bisa memfasilitasi pengembangan potensi murid menjadi kompetensi,” ucap Ade Fajar.

Diketahui, KPM adalah bagian dari Yayasan Guru Belajar. Lembaga  philanthropic intermediary yang memberdayakan guru menjadi penggerak perubahan melalui kolaborasi beragam organisasi penggerak.

Seperti, keguruan, kepemimpinan, jaringan sekolah/madrasah. Yayasan Guru Belajar bergerak melalui Kampus Guru Cikal, Kampus Pemimpin Merdeka, dan Cerita Guru Belajar.

Editor: Agus Warsudi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut