Kisah Romantis Calon Jemaah Haji Tertua KBB, Tunggu Istri Berangkat Bersama ke Tanah Suci
Menurutnya, aktivitas bertani yang dijalaninya selama puluhan tahun juga membantu kondisi kesehatannya hingga masih bugar diusia senjanya. Sebagai persiapan keberangkatan, dia dan istrinya rutin melakukan olah raga ringan.
Namun sudah lebih dari sebulan dia tidak pergi ke ladang untuk menjaga kesehatan. Keduanya juga mengaku sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi cuaca ekstrem yang sedang terjadi di Tanah Suci Makkah.
"Persiapan yang pastinya menjaga kesehatan, paling jalan ringan aja 30 menit. Obat-obatan juga sudah dipersiapkan," ucapnya.
Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Enjah Sugiarto mengatakan, jumlah jemaah haji reguler asal KBB yang akan diberangkatkan tahun ini mencapai 1.181 orang.
Para jemaah haji yang akan ditemani 21 petugas itu akan diberangkatkan dalam dua gelombang dan tiga kelompok terbang atau kloter.
Untuk gelombang pertama yang berjumlah 432 calon jemaah haji plus 8 petugas akan berangkat bersama kloter 10. Mereka akan diberangkatkan dari Asrama Pusdikkav menuju Asrama Bekasi pada 15 Mei mendatang, sebelum diterbangkan ke Mekkah pada 16 Mei 2024.
Sedangkan gelombang kedua ada dua kloter jemaah haji asal Bandung Barat yang akan diberangkatkan. Yakni kloter 46 sebanyak 432 orang beserta 8 petugas, dan kloter 54 calon jemaah haji sebanyak 317 orang plus 5 petugas haji.
"Yang kloter 46 berangkat dari Pusdikkav itu tanggal 31 Mei 2024 dan kloter 54 berangkatnya 4 Juni 2024. Total jamaah dan petugas 1.202 orang. Mereka dibagi tiga kloter dengan dua gelombang pemberangkatan. Semuanya diberangkatkan dari Pusdikkav Padalarang," katanya.
Kantor Kemenag Bandung Barat mencatat dari ribuan jamaah yang berangkat ke tanah suci terdapat jamaah paling muda berusia 18 tahun bernama Padli Abdullah Zaki asal Kecamatan Cipongkor. Sedangkan jemaah haji paling tua tercatat berusia 94 tahun atas nama Iman Rakiman, asal Kecamatan Parongpong.
Para jamaah haji juga mempersiapkan diri terkait potensi cuaca ekstrem dan perbedaan suhu antara Indonesia dan Arab Saudi. Misalnya, dengan cara memperbanyak minum dan mengatur pola makan sehat.
"Dalam menghadapi cuaca ekstrim, kita imbau para jamaah banyak minum air putih, menjaga kesehatan dan pola makan, memperbanyak istirahat, dan bisa mengendalikan diri untuk membatasi kegiatan-kegiatan yang tidak perlu dilakukan di sana," ucapnya.
Editor: Kurnia Illahi