Kisah Pelajar Sukabumi Banting Tulang Bantu Keluarga, Nyambi Jual Sayuran

SUKABUMI, iNews.id - Seorang pelajar di Sukabumi yang nyambi berjualan sayur keliling kampung untuk membantu memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga patut diacungi jempol. Pelajar ini banting tulang mencari nafkah lantaran kedua orang tuanya sakit hingga tidak bisa bekerja selama tiga tahun.

Sejak di bangku SMP, Adia Ruswandi (17) warga Kampung Ubrug RT 001/006, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, harus berjualan sayuran keliling kampung. Bahkan jika sayurannya masih tersisa, dia kembali menjajakan dagangnya sepulang sekolah. 

Baca Juga

Cipanas Cianjur Geger, Kakek asal Karawang Tewas Membusuk di WC Kamar Kos

Saat ini Adia yang sudah menginjak kelas 2 di Madrasah Aliyah (MA) Al-Muklisin, Kampung Cikoneng, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, sudah bertahun-tahun berjualan sayuran untuk membahagiakan kedua orang tuanya dengan membantu kebutuhan ekonomi keluarga. 

Anak dari pasangan suami istri Bubun (47) dan Eni Rokaeni (44) ini yang melakukan pekerjaan dengan tulus tanpa mengeluh. Kerja keras pelajar itu tentu tidak luput dari perhatian Kapolres Sukabumi, AKBP Dedy Darmawansyah.

Baca Juga

Peredaran Upal Rp2,7 Miliar di Garut Terungkap, Oknum Pelatih Badminton Ditangkap

Kapolres beserta Ketua Bhayangkari Cabang Sukabumi, Hesti Dedy pun menyempatkan diri datang mengunjungi rumah Adia. Keduanya melihat secara langsung aktivitas keseharian dari pelajar tersebut.

"Tujuan saya datang ke sini untuk sedikit membantu adik Adia beserta keluarganya. Saya tentunya ikut bangga dengan semangat adik Adia ini, agar terus dapat bersekolah dan membantu ekonomi keluarganya. Tanpa rasa gengsi berjualan sayuran secara keliling," ujar Dedy kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (20/11/2022). 

Baca Juga

Sumut Sabet Juara Umum Pemilihan Duta-duta Qasidah Nasional 2022 di Karawang 

Selain menyerahkan bantuan berupa perlengkapan sekolah, sepeda, sembako dan uang tunai untuk keperluan sekolah lainnya, Dedy juga memberikan semangat untuk terus berjuang kepada Adia untuk dapat menyelesaikan pendidikannya.

Diketahui Adia merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Bapaknya sudah tiga tahun mengalami sakit menyebabkan tidak dapat bekerja, sedangkan ibunya untuk kebutuhan sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci. Untuk dapat membiayai sekolahnya juga adiknya, Adia harus berjualan sayuran berkeliling kampung. 

Editor: Asep Supiandi