Ketum Persis: Aksi Teror Ulama yang Dilakukan Orang Gila Aneh
BANDUNG, iNews.id - Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Aceng Zakaria mengaku perihatin dengan kasus teror yang menimpa pemuka agama belakangan ini. Dia mengaku heran dan tidak percaya penyerangan dilakukan justru oleh orang dengan kondisi kejiwaan yang bermasalah.
"Sungguh aneh akhir-akhir ini pemuka agama diteror, malah ada yang gugur dari Persis," kata Aceng di hadapan ribuan warga Persis yang hadir dalam Silaturahmi Akbar di Lapangan Monumen Perjuangan (Monju), Kota Bandung, Sabtu (24/2/2018).
Menurutnya, serangan atau aksi teror yang dilakukan terhadap para ulama terjadi dalam waktu berdekatan. Selain itu, kata dia, para pelaku merupakan orang yang diduga mengalami gangguan kejiwaan.
"Ada usaha intimidasi teror oleh orang gila. Sejak kapan mereka kongres serentak menyerang ulama," ungkapnya yang disambut tawa warga Persis yang hadir.
Kendati menimbulkan keresahan di masyarakat, kata dia, ada hikmah yang bisa diambil dari serangkaian peristiwa tersebut. Saat ini masyarakat khususnya jemaah Persis merapatkan barisan melindungi para pemuka agama.
"Kita bersyukur segala sesuatunya pasti ada hikmahnya. Terima kasih ke orang gila jadi momentum menjaga ulama. Polisi juga sekarang mengamankan pesantren siang dan malam," katanya.
Di samping itu, silaturahmi akbar yang digelar merupakan sejarah bagi Persis. Sebab, kata dia, Persis belum pernah melakukan pertemuan dengan jumlah yang cukup besar.
"Tujuan utamanya ini untuk memfasilitasi terjalinnya silaturahmi secara fisikal seluruh jamaah Persis. Silaturahmi secara langung menimbulkan kesan dan soliditas dalam berdakwah," kata Aceng.
Sebelumnya, ribuan keluarga besar Persis melaksanakan silaturahmi akbar di Lapangan Monju, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung. Warga yang berdatangan berasal dari berbagai daerah. Mereka telah berkumpul sejak pagi.
Berdasarkan pantauan, hampir seluruh sudut Lapangan Monjo penuh sesak oleh keluarga Persis ini. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Kegiatan ini juga dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Editor: Achmad Syukron Fadillah