Kerek Ekonomi Warga, Tanaman Hias Desa BRILian Ini Tembus Pasar Luar Negeri
BOGOR, iNews.id – Selain dikenal sebagai sentra onderdil motor, Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor juga terkenal dengan budi daya tanaman hiasnya. Bahkan, tanaman hias dari Desa BRILian ini sudah menembus pasar internasional.
Sasak Panjang yang disahkan sebagai desa pada 1949 ini juga masuk dalam program Desa BRILian. Sasak Panjang ternyata memiliki makna khusus yakni, secara etimologi Sasak Panjang berarti jembatan yang panjang, sebagai penghubung adanya aliran sungai melintasi Tajurhalang, Sasak Panjang, Nanggerang, Citayam (Ragajaya) dan Depok.
Kepala Desa Sasak Panjang, Andy Umi Yulaikah menuturkan, ada ratusan warganya yang membudidayakan tanaman hias. Mereka biasanya mengambil bibit tanaman dari Puncak Bogor dan daerah lain di Jawa Timur.
“Kalau Anda lihat, hampir sepanjang jalan ini tiap rumah ada lahan untuk tanaman hias. Jadi, bisa dikatakan setiap rumah punya usaha tanaman hias,” kata Umi Yulaikah ditemui iNews.id belum lama ini ditulis Senin (25/3/2024).
Dia mengatakan, beragam tanaman hias dibudidayakan warganya mulai dari rumput gajah mini, black manila hingga tanaman pelindung.
“Tanaman tersebut ditanam di lahan, bukan di pot-pot. Tanaman diletakkan di polybag untuk pembibitan,” katanya.
Budi daya tanaman hias di Desa Sasak Panjang ternyata mendapat apresiasi dari Bank BRI. Pada 11 september 2023 lalu, BRI memberikan bantuan bibit pohon untuk ketahanan pangan dalam Program BRI Menanam berupa 100 pohon alpukat.
Umi mengatakan, penanaman tanaman alpukat di Desa Sasak Panjang diharapkan dapat menjadi produk unggulan dan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.
"Tanaman alpukat yang diberikan BRI memiliki tinggi sekitar 80 cm. Mudah-mudahan nanti hasil panennya bisa menambah ekonomi masyarakat," kata Andy Umi.
Andy Umi menuturkan, Desa Sasak Panjang masuk program Desa BRILian dan menjadi binaan BRI.
Selain itu, hampir semua warga Desa Sasak Panjang menjadi nasabah BRI. “Mayoritas warga sini jadi nasabah BRI. Gaji perangkat desa di sini juga lewat BRI, termasuk honor guru PAUD dan TK. Mereka dapat insentif juga dari BRI,” ucapnya.
Program Desa BRIlian merupakan upaya yang dilakukan BRI untuk mendorong inovasi berkelanjutan bagi desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, sejak tahun 2020 hingga 2023, BRI telah membantu mengembangkan perekonomian di 3.178 desa Se-Indonesia. Melalui Desa BRILian, inklusi keuangan dan digitalisasi di desa juga disebut telah meningkat.
Kepala Seksi Pemerintah Desa Sasak Panjang, Endang Iskandar mengatakan, budi daya tanaman hias memberikan berkah bagi masyarakat karena mampu menjadi penopang ekonomi keluarga.
“Ya, banyak warga sini yang mendapat pnghasilan dari tanaman hias. Warga kami juga dipercaya membuat taman di perkantoran. Ada yang di kawasan Bandara Soetta dan Senayan, bahkan ada warga kami yang bekerja di Dubai (UEA) untuk membuat taman dan tanaman hiasnya dibawa langsung dari sini,” katanya.
Pengusaha tanaman hias, Romi mengatakan, jenis tanaman yang berada di lahannya antara lain Palem Jenggot dam pohon Pule.
Tanaman pelindung maupun tanaman hias itu ada yang dilakukan pembibitan sendiri seperti tanaman Lohansung. Namun ada juga tanaman yang diambil dari luar daerah antara lain dari Kediri, Bondowoso, dan Pulau Kangean, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“Tanaman hias ini kita jual langsung maupun online. Kalau yang beli langsung ke sini biasanya warga sekitaran Bogor, Jakarta, dan Depok. Kalau online kita layani penjualan sampai Palembang, Kalimantan bahkan sampai Korea Selatan,” katanya.
Romi bersyukur budi daya tanaman hias masih bertahan meski dihantam wabah Covid-19. “Waktu Covid-19 memang memukul semua sektor usaha, termasuk tanaman hias. Waktu itu, tidak ada penjualan langsung karena tidak ada warga yang datang ke sini,” ucapnya.
Romi berharap budi daya tanaman hias di Desa Sasak Panjang terus berkembang. Terlebih, kondisi jalan desa sekarang sebagian besar sudah beraspal dan berbeton.
“Kita berterima kasih kepada kepala desa yang terus membangun jalan desa. Bagi pengusaha tanaman hias, infrastruktur jalan ini sangat penting untuk kelancaran arus transportasi pengangkutan tanaman hias,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki