Kepala SMPN 1 Ciambar Sukabumi Tersangka Kasus Siswa Tewas Tenggelam saat MPLS
SUKABUMI, iNews.id - Kepala SMPN 1 Ciambar ditetapkan sebagai tersangka kasus siswa tewas tenggelam di Sungai Cileuleuy, Kabupaten Sukabumi. Tersangka dinilai lalai dalam melakukan pengawasan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sehingga menyebabkan korban jiwa.
Penetapan Kepala SMPN 1 Ciambar dilakukan Polres Sukabumi setelah melaksanakan gelar perkara kasus kematian Mandala Aditya Pratama pada Senin (17/7/2023) lalu.
Diberitakan sebelumnya, penyidik Polres Sukabumi memeriksa 15 saksi terkait tragedi tewasnya Mandala Aditya Pratama, siswa SMPN 1 Ciambar, Kabupaten Sukabumi, saat mengikuti kegiatan MPLS di Sungai Cileuleuy. Ke-15 saksi yang diperiksa itu terdiri atas panitia masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), siswa, dan kepala sekolah.
Kasus meninggalnya Mandala terus diusut petugas Satreskrim Polres Sukabumi sejak empat hari lalu. Tim gabungan dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi dan Polsek Nagrak melakukan serangkaian pemeriksaan secara maraton guna mengungkap penyebab tewasnya korban.
"Sampai saat ini saksi yang diperiksa tim penyidik bertambah menjadi 15 orang. Para saksi tersebut di antaranya panitia MPLS, kepala sekolah, siswa, dan keluarga korban," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede.
Selain meminta keterangan 15 saksi, tutur Kapolres Sukabumi, penyidik dan dan tim forensik RSUD Sekarwangi juga telah membongkaran makam korban untuk autopsi. "Kami masih menunggu hasil autopsi tersebut selama satu pekan," ujar AKBP Maruly Pardede.
Diberitakan sebelumnya, korban Mandala bersama 119 teman-temannya mengikuti kegiatan MPLS yang diselenggarakan sekolah mulai Senin (17/7/2023) lalu. Saat kejadian, Sabtu (22/7/2023), kegiatan MPLS diselenggarakan di luar sekolah. Korban bersama teman-temannya berenang di Sungai Cileuleuy. Etntah apa penyebabnya, korban tenggelam dan akhirnya tewas.
Berdasarkan keterangan saksi, korban tenggelam waktu santai atau istirahat. Korban berenang di sungai tersebut atas inisiatif sendiri. Saat kejadian, yang berenang di sungai itu, sekitar 4 sampai 6 orang termasuk korban. Tidak ada orang atau guru pengawasan. Karena, saat kejadian di waktu isoma atau istirahat.
Editor: Agus Warsudi