Kenapa Nama Kota di Jawa Barat Berawalan Ci? Ternyata terkait Bangsa Matahari

BANDUNG, iNews.id - Kenapa nama kota di Jawa Barat berawalan Ci? Pertanyaan ini tampaknya sangat sederhana, namun membutuhkan jawabannya cukup mendalam terkait dengan kultur dan sejarah yang sangat panjang.

Dari sekian banyak nama daerah atau kota berawalan Ci di Jawa Barat, pada pokoknya akan mengerucut pada tiga wilayah yang memiliki makna utama, yakni Cibodas, Cihideung dan Cibeureum. Dari ketiga nama itu nantinya akan menurunkan nama berawalan Ci pada wilayah lain.

Oleng saat Melaju di Turunan, Truk Boks Terbalik di Jalan Raya Cianjur-Sukabumi

Berikut ulasan kenapa nama kota di Jawa Barat berawalan Ci yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Gunung Sunda Purwa

Salah satu alasan kenapa nama kota di Jawa Barat berawalan Ci terkait dengan keberadaan Gunung Sunda Purwa, disebut juga Gunung Matahari, atau Gunung Agung Batara Guru.

Gempa Bumi Terkini M5,1 Guncang Sukabumi, Getaran Terasa Sampai Bandung

Gunung Sunda Purwa ini sangat tinggi bahkan konon kabarnya dapat terlihat dari Pegunungan Himalaya, Nepal. Puncak gunung ini dilapisi salju hingga memantulkan cahaya matahari.

Selain itu, Gunung Sunda Purwa ini disebut-sebut memiliki ketinggian lebih dari 17.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ini berarti melebihi gunung tertinggi di dunia, yaitu Gunung Everest perbatasan Nepal dan Tibet yang mana tingginya mencapai 8.848,86 mdpl.

Isi Akhir Pekan, Prabowo Hadiri Wisuda Universitas Kebangsaan RI Bandung

Saking tinggi dan bercahayanya puncak gunung tersebut, sehingga membuat wilayah di sekitar Gunung Sunda Purwa menjadi tersinari. Terang benderang, bagaikan cahaya matahari.

Dalam bahasa kuno atau Sang Sa Kerta adalah 'Ci' artinya 'Cahaya'. Ada juga yang mengenalnya sebagai 'Dewa'.

Selanjutnya wilayah Gunung Sunda Purwa merupakan tempat bersemayam 'Hyang', yang sebagian mengartikan sebagai karuhun atau leluhur.

Oleh karena itu jadi alasan, mengapa wilayah Jawa Barat dijuluki sebagai kawasan Pa-Ra-Hyang yakni bermakna Tempat Leluhur Bangsa Matahari.

Editor: Asep Supiandi