Kemenag Siapkan Khotbah Jumat, PCNU: Jangan Lagi Ada Khotbah Berisi Cacian dan Makian

PURWAKARTA, iNews.id - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Purwakarta menyambut positif rencana Kementerian Agama (Kemenag) yang akan menyediakan materi khotbah Jumat dengan tema Islam moderat. Harapannya, materi khotbah akan sempurna dan memberikan informasi konstruktif pada masyarakat.
Menurut Wakil Ketua PCNU Purwakarta, Dindin Ibrahim Mulyana yang juga Ketua Lembaga Takmir Masjid PWNU Jawa Barat (Jabar), kebijakan Kemenag untuk menyediakan literasi digital yang melibatkan ulama serta akademisi tentu akan menghasilkan materi khotbah yang sempurna. Materi ini akan menjadi referensi yang bermanfaat bagi para khatib.
"Jangan lagi terjadi khotbah Jumat yang isinya penuh cacian dan makian, menyalahkan ibadah yang dilakukan kelompok lain, apalagi menyampaikan tentang politik dalam khotbah Jumat.
Khotbah Jumat harus menjadi instrumen untuk memberikan informasi konstruktif kepada masyarakat," katanya di Purwakarta, Selasa (24/11/2020).
Karena itu, lanjut dia, sudah seharusnya negara hadir dalam hal ini Kemenag RI memfasilitasi keberadaan naskah khotbah yang sesuai dengan perkembangan zaman. Khotbah Jumat juga perlu membahas masalah kekinian berikut solusinya.
PCNU juga tidak begitu heran dengan rencana Kemenag untuk menyusun pedoman khotbah Jumat. Organisasi ini justru sudah jauh-jauh hari melaksanakannya.
Selain itu, Dindin menegaskan, jangan sampai kebijakan ini hanya dijadikan sebagai ladang proyek saja. Agar implementasi penyusunan naskah khotbah ini lebih cepat, seharusnya dibuat oleh tim di masing-masing kabupaten/kota se-Indonesia. Sebab, merekalah yang tahu akan kondisi di daerah masing-masing. "Jadi pengerjaannya tidaklah terpusat di Kemenag Pusat," kata Dindin.
Dia mengaku, ada dasarnya lembaganya cukup mendukung adanya kegiatan ini. Apalagi selama ini baik dari PBNU, PWNU sampai dengan PCNU sudah melaksanakan pembekalan kepada para khatib terkait materi khotbah Jumat agar sejalan dan relevan dengan dinamika sosial dengan tetap memperhatikan kondisi daerah masing-masing.
Editor: Maria Christina