Kembangkan Objek Wisata Situ Bagendit, Pemkab Garut Gandeng Pakar dari LIPI
GARUT, iNews.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melibatkan para pakar di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melakukan kajian khusus dalam pengelolaan wisata Situ (Danau) Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Garut, Jawa Barat. Tujuannya, agar Situ Bagendit lebih bagus dan semakin banyak dikunjungi wisatawan.
"Pemda sendiri sudah membuat kajian dengan LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, tentang tata cara pengelolaan, karena LIPI sudah mengelola lebih dari 20 destinasi wisata milik pemerintah daerah dan pusat," kata Bupati Garut Rudy Gunawan di Garut, Kamis (6/5/2021).
Rudy mengemukakan, nanti, pengelolaan objek wisata Situ Bagendit akan dilakukan tender setelah Pemkab Garut membuat kajian terlebih dahulu dengan LIPI. "Pengelolaannya, kami akan lakukan tender," ujar Rudy.
Selain melakukan kajian dengan LIPI, tutur Bupati, Pemkab Garut juga melakukan rapat koordinasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (Jabar) terkait penataan kawasan wisata Situ Bagendit.
Dalam rapat koordinasi itu, menghasilkan beberapa poin, di antaranya ada revisi terkait pembangunan revitalisasi Situ Bagendit agar target proyek selesai Desember 2021.
"Jadi sekarang ini sepakat untuk menyelesaikan masalah itu dengan mempercepat supaya Desember (2021) cepat selesai. Tanah-tanah sebenarnya sudah kami bebaskan. Ada beberapa spot yang jadi kewajiban Pemda Garut sampai Juni, akan kami selesaikan," tutur Bupati Garut.
Rudy mengatakan, untuk mendukung revitalisasi wisata Situ Bagendit itu, Pemkab Garut kembali mengalokasikan anggaran sebesar Rp12 miliar untuk pembebasan lahan.
"Tahun kemarin kan kami (Pemkab Garut) menganggarkan Rp12 miliar. Nah sekarang Rp12 miliar lagi untuk kelebihan-kelebihannya," ucap Rudy.
Pembebasan lahan di Situ Bagendit itu dengan cara penggantian lahan untuk tanah milik desa, dan pembelian untuk tanah milik warga. "Tanahnya milik pemda semua sekarang kan dibeli, tanah punya pribadi dibeli, dan tanah carik diganti," ujarnya.
Editor: Agus Warsudi